Mohon tunggu...
Rhofiatul Badriyah
Rhofiatul Badriyah Mohon Tunggu... Guru - a glimpse of my passion

A woman with a mission to write more about anything so that I can tell the world that many beautiful things in this world do exist. Graduating from English literature and currently sharpening my skill in writing. Hope the readers can enjoy my article! https://growsoyoubloom.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Multitasking, Baik atau Buruk?

28 Mei 2022   13:13 Diperbarui: 28 Mei 2022   13:17 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada beberapa pekerjaan dalam satu waktu, entah karena mengejar deadline atau tugas yang memang sudah menumpuk. Bagi pekerja kantor, hal-hal seperti mengangkat telepon dan mengerjakan laporan di depan komputer dalam waktu yang sama adalah hal yang biasa. 

Secara tidak langsung kita diajak untuk menjadi multitaskers dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak. Lalu, apakah sebenarnya kebiasaan melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan adalah hal yang positif? 

Dilansir dari  health.clevelandclinic.org kegiatan multitasking bukanlah hal yang baik. Sebagian dari kita mungkin berpikir jika bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu yang sama akan menghemat waktu dan membuat pekerjaan cepat selesai. Tetapi apakah itu benar-benar bisa dipraktekan semua orang? 

Sebuah studi menemukan jika hanya ada 2,5% dari kita yang bisa melakukan multitasking, sisanya hanya berusaha melakukan hal yang sama namun tidak dengan hasil yang sama pula. 

Dalam sebuah studi juga ditemukan jika otak kita dipaksa untuk berpindah fokus dengan cepat saat melakukan multitasking dan hal inilah yang membuat pekerjaan kita menjadi kurang efisien dan bisa berdampak pada banyaknya kesalahan yang dilakukan. 

Dampak negatif seperti hilangnya fokus mungkin tidak terlalu terlihat jika kita melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan dalam waktu yang sama seperti mendengarkan musik sambil olahraga atau saat bermain dengan handphone sambil mendengarkan musik. 

Namun dampak negatif ini akan terlihat saat kita melakukan tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi penuh dan fokus yang panjang. Efek panjang yang mungkin bisa dirasakan adalah depresi, kecemasan, dan keadaan negatif lainnya. 

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menjauhi multitasking? Dr Kubu, seorang neuropsikolog,  dalam penuturannya mengatakan jika kita bisa mencoba dengan membiasakan diri untuk mengerjakan satu hal dalam satu waktu saja dengan fokus terpusat sehingga tugas kita bisa terselesaikan dengan baik lalu bisa berlanjut pada tugas selanjutnya. 

Tips ini bisa diaplikasikan dan dibiasakan pada setiap kegiatan, entah itu ringan atau berat. Cobalah untuk terbiasa membuat otak kita bekerja hanya pada satu hal saja, imbuhnya. 

          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun