Mohon tunggu...
RH Notes
RH Notes Mohon Tunggu... -

Pegawai, Praktisi, Pengajar Bidang Manajemen SDM dan Kepemimpinan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Orang "Bodoh" Dapat Mengalahkan Orang "Pintar"?

2 Januari 2018   11:19 Diperbarui: 5 Januari 2018   23:16 3359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah kelas kepemimpinan, ada sebuah program penugasan kepada para murid untuk membuat project assignement, dimana project tersebut mengharuskan seorang  murid untuk membuat program kerja yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Program kerja tersebut sesuatu yang menantang untuk dicapai melalui cara-cara baru atau penyempurnaan cara-cara yang sudah ada.

Salah satu syarat utama seorang murid layak menjadi pemimpin adalah lulus dari project assignment tersebut. Dalam kelas kepemimpinan tersebut, semua murid-muridnya  dapat menyelesaikan project tersebut dan telah lulus dalam program kepemimpinan yang mereka ikuti. Sebagian besar dari mereka sudah menjadi para pemimpin di unit kerjanya masing-masing.

Ada hal yang menarik dari kelas tersebut, diantara murid-murid  yang telah lulus tersebut, sebagian ada yang lulus sempurna, sebagian ada yang lulus revisi (project assignmentnya dilakukan sedikit/minor penyempurnaan). Hal yang menarik adalah, murid yang lulus sempurna tersebut rata-rata bukanlah orang yang terlalu menonjol, alias biasa-biasa saja. 

Jika dalam julul artikel ini saya mengatakan "Bodoh" dan "Pintar", sesungguhnya itu hanyalah kiasan saja. Mengapa? Karena sesungguhnya tidak ada orang yang bodoh. 

Semua orang pintar pada bidangnya masing-masing. Sesuatu yang terus menerus dilakukan dan konsisten akan menemukan sebuah pola. Pola itu akan menjadi kebiasaan. Yang menguasai pola tersebut akan terlihat lebih pintar dibanding yang belum. Bisa karena biasa.

Untuk lebih mudah bercerita, katakanlah "Bodoh" itu saya sebut Murid Tipe 2, ciri-cirinya sebagai berikut:

  • IQ di bawah 110
  • Kurang pandai menulis maupun menceritakan pekerjaannya.
  • Kemampuan Koordinasi Baik
  • Pekerja keras yang baik
  • Pendidikan Formal, rata-rata di bawah S1

Sementara untuk "Pintar", saya sebut Murid Tipe 1, ciri-cirinya sebagai berikut:

  • IQ di atas 110
  • Bisa menulis maupun menceritakan pekerjaannya.
  • Kemampuan Analisis Baik
  • Pekerja yang baik serta cepat
  • Pendidikan Formal, rata-rata S1

Fakta yang cukup mengejutkan adalah Murid Tipe 1 nilai kelulusannya di bawah Murid Tipe 2 (Orang "Bodoh" dapat mengalahkan Orang "Pintar"). Padahal jika dilihat dari profil Murid Tipe 1 lebih baik dari Murid Tipe 2. Rata-rata Murid Tipe 2 dapat lulus sempurna, sementara rata-rata Murid Tipe 1 lulus dengan revisi.

Dari observasi yang saya lihat, Murid Tipe 2 memiliki kesadaran bahwasannya mereka memiliki keterbatasan, namun mereka adalah pekerja keras yang memiliki tekad keras untuk bisa lulus. 

Mereka tidak malu bertanya jika belum paham, sering melakukan konsultasi dengan pembimbing/mentornya untuk menayakan apakah yang mereka lakukan sudah benar atau belum. 

Mereka cenderung proaktif dan mau belajar dari kesalahan dan rela untuk menyempurnakan kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Bahkan ada sebagian dari mereka yang rela dari luar jawa terbang ke Jakarta hanya untuk konsultasi bagaimana mereka dapat membuat project assignment yang baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun