Di pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai salah satu buku yang di rekomendasikan teman saya, buku tersebut berjudul Diary of Canva dia bilang buku ini merupakan buku series dari buku Areksa yang berkisah tentang kumpulan anggota geng motor yang bernama Diamond gang dalam gang tersebut terdapat 6 orang dengan latar belakang yang berbeda serta dengan keahlian, ciri khas ,dan sifat yang beragam.6 orang tersebut ialah Samuel, Areksa, Canva, Farzan, Marvel dan Marvin. Namun dalam buku Diary of Canva ini lebih berfokus mengenai cerita salah satu anggota Diamond gang yaitu Canva di buku ini akan berfokus dengan latar belakang Canva dan kisah-kisah dalam diarynya. Buku ini Ditulis oleh Ita Kurniawan atau lebih dikenal dengan nama pena Martabakkolor.
Dalam buku ini diceritakan Canva merupakan seorang anak dari keluarga yang berkecukupan. Namun dia memiliki kedua orang tua yang sibuk dalam urusan yang bahkan Canva sendiri tidak tau kesibukan keduanya. Sehingga Canva hampir tidak pernah bertemu oleh keduanya. Bahkan saat dia masih berumur 5 tahun dia pernah ditinggal keluar negeri oleh orang tuanya diawali dengan kepergian bapaknya lalu disusul kepergian ibunya. Canva selalu mencoba menghubungi mereka untuk memintanya kembali namun orang tuanya hanya dapat menjanjikannya saja.Bahkan saat kelulusan sekolah pun kedua orang tuanya hanya menjanjikannya akan datang namun nyatanya tidak.
Canva ini memiliki penyakit gagal ginjal yang membuatnya harus terus-menerus melakukan cuci darah. Canva ini Memiliki riwayat penyakit namun teman-teman gengnya tidak ada yang mengetahuinya kecuali Samuel. Sebelumnya pun Samuel tidak mengetahui riwayat penyakit Canva namun setelah tahu seseorang yang selalu ada untuknya memiliki riwayat penyakit yang parah dengan kemungkinan kematian yang tinggi. Samuel yang selalu membujuk Canva untuk melakukan cuci darah, sampai pernah mereka berdua izin ke teman-teman gengnya “duluan ya…gaes mau nyuci”, teman-teman gengnya mengiranya mereka berdua mau mencuci pakaian atau motor. Namun nyatanya mereka mau izin untuk mencuci darah.
Canva merupakan tipikal orang yang suka memaksakan diri dan tidak suka merepotkan orang lain padahal ia mempunyai riwayat penyakit yang parah, hal itu sampai membuat Samuel kesal dan selalu mencoba mengingatkan Canva akan kesehatannya. Namun nyatanya Canva masih melakukan aktivitas berat dan masih memaksakan diri untuk membantu orang lain. Pernah suatu hari Canva memaksakan diri untuk mengendarai motor sesampainya di apartemen dia pingsan dan hal itu membuat Samuel panik akan kesehatan Canva.
Canva juga memiliki kenalan seorang wanita buta yang bernama Aily, yang hampir membuatnya jatuh hati dibalik fisiknya yang buta ini Canva masih menganggap wanita tersebut merupakan wanita yang paling sempurna yang pernah ia temui. Sebelum ia mengenal Aily, Canva memimpikan ia bertemu seorang wanita di halte bus wanita itu cantik. Sampai-sampai ia meminta Samuel untuk mencari wanita tersebut padahal Samuel saja tidak tahu bentuk rupa wanita yang Canva cari. Lalu suatu saat di sepulang sekolah Canva secara tidak sengaja bertemu dengan Aily yang membuat Canva tertegun akan kecantikannya namun ia saat itu belum sadar bahwa Aily memiliki mata yang buta. Sampai ia melihat di samping wanita itu ada sebuah tongkat yang biasa digunakan oleh seorang tuna netra. Namun hal itu tak membuat seorang Canva merendahkan wanita tersebut ia malah menganggap sosok Aily merupakan wanita yang sempurna. Pada awalnya Canva hanya memandangi Aily dalam beberapa waktu hingga akhirnya ia berani berbicara dan berkenalan dengan wanita itu. Hingga membuat mereka dekat dan menjadi teman baik.
Dalam akhir cerita karakter Canva ini meninggal dikarenakan kecelakaan serta kondisi tubuhnya yang sudah melemah dan sebelum ia meninggal ia akhirnya dapat bertemu kembali dengan orang tuanya untuk yang terakhir kalinya.
Menurut teman saya yang merekomendasikan buku ini yaitu Shinta ,Buku ini merupakan karya lanjutan yang membuat para pembacanya dapat merasakan emosi yang dilalui Canva dan membuat perasaan mereka jadi campur-aduk. Buku ini juga yang membuatnya menangis karena terbawa emosi saat membacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H