Saat berusia di bawah satu tahun, bayi berisiko lebih tinggi untuk terkena demam berdarah (DBD), dan tingkat keparahannya dapat meningkat jika orang tua tidak memahami gejalanya dengan baik. Sebaiknya meningkatkan kewaspadaan saat memasuki musim hujan.
DBD atau dengue hemorrhagic fever ialah penyakit yang kerap timbul dalam negara-negara beriklim tropis, seperti Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang boleh tersebar kepada manusia melalui gigitan nyamuk A. aegypti. Semua orang, tak terkecuali bayi dan anak-anak, dapat terinfeksi penyakit ini.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas tentang tanda-tanda awal, cara penanganan, dan langkah-langkah pencegahan yang bisa Anda terapkan.
- Tanda-tanda awal DR pada si kecil.
Di negara seperti Indonesia yang beriklim tropis ini. Penyebarannya sangat luas dan dapat berpengaruh pada semua usia, termasuk anak-anak kecil. Alasan mendasar terjadinya gigitan nyamuk adalah A. Aedes aegypti sering ditemui di tempat-tempat yang tergenang air.
Sebagai langkah pencegahan, kami ingin memberikan penjelasan mengenai beberapa gejala penting yang perlu Anda perhatikan sebagai langkah identifikasi awal.
1. Suhu badan naik mencapai sekitar 39 hingga 41 derajat Celsius selama periode 2 hingga 7 hari. Pastikan untuk selalu menggunakan termometer ketika mengukur suhu tubuh anak Anda, dan jangan hanya mengandalkan perkiraan dengan menyentuh tangan saja.
2. Kemungkinan anak merasa kurang nyaman karena gangguan pencernaannya. Hal ini bisa terjadi ketika anak merasakan mual dan muntah sebagai akibat dari demam berdarah yang mereka alami, yang dapat menyebabkan perasaan rewel dan nyeri pada perut.
3. Menyusukan bayi tidak diperlukan karena dia tidak merasa lapar. Anda bisa mengenali ciri ini dari perilaku anak yang enggan ketika hendak disuapi makanan.
4. Mungkin terasa sedikit lemas dan mengantuk karena energinya seolah-olah telah habis digunakan dalam usahanya melawan virus DBD.
5. Terus nangis karena merasa kesakitan atau lebih rewel daripada balita pada umumnya.