Kue Tamo yang telah dipotong kemudian diserahkan kepada sang pemimpin dengan harapan kiranya kondisi masyarakat di sepanjang tahun akan lebih sejahtera dengan pertolongan Tuhan melalui pemimpin yang ada. Kue Tamo ini dalam tradisi masyarakat Nusa Utara hanya dilakukan dalam pesta pernikahan adat serta upacara adat Tulude seperti ini.
Pesta adat Tulude ini kemudian dilanjutkan dengan ibadah syukur. Dalam ibadah inipun menggunakan tata ibadah serta kidung pujian berbahasa daerah namun sudah dicetak dalam bentuk liturgi sehingga yang bukan masyarakat Nusa Utara pun dapat mengikutinya. Para pemimpin yang ada diberikan kesempatan pula untuk menyanyikan pujian syukur kepada Tuhan dan senantiasa bermohon untuk penyertaanNya selalu disepanjang tahun 2012.
Satu catatan yang menarik dalam pesta adat ini adalah, yang merayakan adalah masyarakat Nusa Utara (Sangihe, Talaud dan Sitaro), tempat pelaksanaan dilakukan di Pusat Kegiatan Masyarakat
Toraja di Bitung (
Tongkonan), penyelenggara adalah masyarakat etnis
Minahasa, menggunakan beberapa pernak-pernik milik masyarakat
Gorontalo, serta turut dihadiri oleh para undangan yang berasal dari berbagai suku di Indonesia antara lain, Jawa, Batak, Makasar, Toraja dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya