Mohon tunggu...
Rheza Narendra Putra Pratama
Rheza Narendra Putra Pratama Mohon Tunggu... -

Belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku 'Panca Azimat Revolusi' Presiden Soekarno

23 April 2015   14:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku tebal yang dijilid dalam 2 buku yang terbagi berdasarkan tahun awal Bung Karno menjadi Presiden Republik Indonesia dan ketika memimpin era demokrasi terpimpin. Berisi kumpulan tulisan, curahan pikiran dan pidato Ir. Soekarno mulai dari masa perlawanan kepada penjajah hingga terakhir kali sebelum beliau digulingkan dari tampuk istana.

Dari buku ini saya benar-benar bisa mengilhami, merasakan dan menghayati apa keinginan, cita-cita, dan harapan seorang presiden dari sebuah negara yang teramat besar yang mencoba berdiri dan baru berdiri. Tersaji dalam bentuk bahasa pada zaman itu, tulisan dan pidato Bung Karno sangat menggambarkan kewibawaan, kharisma, semangat, kepercayaan diri, dan kecerdasan Soekarno. Pidato dan tulisannya sangat ditunggu masyarakat pada kala itu. Istilah kata, diksi yang dipilih, penguasaannya terhadap Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, dan Bahasa Jawa dibaurkan menjadi sesuatu yang komunikatif dan berbobot. Apa yang sang Pemimpin Besar Revolusi menjadi sarana perintah seorang panglima, menjadi edukasi seorang intelek, sarana mengaungkan semangat perjuangan kepada rakyatnya.

Gagasan demokrasi terpimpin, dekrit presiden, ekonomi berdikari, manipol usdek, nasakom hingga supersemar pun beliau komunikasikan melalui pidato yang ada di buku ini. Saya tak bisa membayangkan jika beliau sedang ada di depan saya dan berpidato isi buku ini, dengan jas militernya, segrendel penghargaan, bintang lima dipundaknya dan tak lupa tongkat komandonya saya akan sangat terkesima.

Sungguh pemikirannya melampaui zamannya kala itu. Melihat perspektif jauh ke depan, mengajak bangsa yang baru merdeka percaya diri sepertinya di hadapan dunia. Tapi sayang, perut rakyat kala itu terlampau kosong dan terisi hasutan lain sehingga apa yang diimpikan dan yang direncanakan Soekarno terdelay.

Buku ini sangat menginspirasi

Dharma Bhaktimu untuk Negeri, terimalah hormat saya pak

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun