Mohon tunggu...
Rheza Maulana
Rheza Maulana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Akademisi Ilmu Lingkungan

Rheza Maulana adalah lulusan Magister Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, dengan pengalaman sebagai Sukarelawan dan Peneliti di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Satwa.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menyelamatkan Hewan Terancam Punah, di Rumah

18 Desember 2021   21:34 Diperbarui: 18 Desember 2021   21:39 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila kita berpikir tentang hewan terancam punah, mungkin yang terbesit di pikiran adalah satwa liar seperti Harimau, Orangutan, Badak, Gajah, dan lain sebagainya. Satwa liar tersebut hidup jauh di habitatnya masing-masing, ada yang di hutan Sumatera, hutan Kalimantan, padang sabana, dan lain-lain. Kita mungkin merasa iba dan ingin membantu, agar satwa-satwa tersebut dapat tertolong dan terhindar dari kepunahan. Tentunya bila kita ingin membantu satwa-satwa tersebut, diperlukan upaya yang cukup besar. Mungkin kita perlu berdonasi untuk membiayai keperluan konservasi satwa liar tersebut di Pusat Rehabilitasi atau bahkan di alamnya. Mungkin juga kita perlu meluangkan waktu kita untuk benar-benar membantu satwa-satwa tersebut, melalui kerja sukarela langsung di lapangan. Namun, ternyata ada juga hewan terancam punah yang tinggal di sekitar kita dan memerlukan bantuan kita. Kita pun dapat membantu mereka, hanya dari rumah!

Ya, hewan yang terancam punah itu adalah LEBAH. Berdasarkan penelitian oleh Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), saat ini populasi lebah di dunia sedang mengalami penurunan yang cukup signifikan. Populasi lebah dunia menurun, akibat penggunaan pestisida berlebih, pertanian monokultur yang meluas, dan krisis iklim atau pemanasan global. Lantas, apa dampak penurunan populasi lebah pada kehidupan manusia? Sekitar 75% produk pangan hasil pertanian seperti buah dan sayur, bergantung pada hewan penyerbuk seperti lebah. Maka, berkurangnya populasi lebah akan berdampak pada ketidakstabilan produksi sumber pangan, dan bukan tidak mungkin kegagalan panen akan makin marak terjadi. 

Untuk mengatasi isu ini, FAO telah mencanangkan beberapa program di sektor agrikultur. Beberapa program tersebut, diantaranya adalah "Global Action on Pollination Services for Sustainable Agriculture" dan "International Pollinators Initiative". Program-program ini bertujuan untuk mendorong praktik-praktik yang ramah bagi kelangsungan hidup dan populasi lebah, di sektor agrikultur. Kendati demikian, FAO juga menyarankan bagi masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif berupaya membantu meningkatkan populasi lebah dunia. Caranya adalah dengan memperbanyak menanam tanaman berbunga di rumah masing-masing (diutamakan tanaman lokal). Kedengarannya mungkin sederhana, tetapi dampaknya besar sekali. Bila kita pikirkan, terutama daerah-daerah perkotaan dengan Ruang Terbuka Hijau yang mungkin sudah terbatas, tentu akan sulit bagi lebah untuk bertahan hidup. Dengan demikian, apabila kita dapat setidaknya membantu dengan memperbanyak tanaman berbunga, maka rumah kita akan menjadi tempat tinggal bagi para lebah. 

Lebah mungkin hanyalah hewan kecil yang terkadang luput dari perhatian, terlebih lagi bila dibandingkan dengan satwa lain seperti Harimau, Orangutan, Badak, dan lain sebagainya. Namun, jasa dan dampak dari keberadaan lebah sangat besar dirasakan oleh manusia. Oleh karena itu, marilah kita mulai menyadari isu ini dan mari berpartisipasi untuk menjaga kelestarian lebah di sekitar kita. Karena bila lebah punah, tentu kita juga yang akan rugi. 

 

dokpri
dokpri
Sumber informasi:

Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2019). Declining bee populations pose threat to global food security and nutrition.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun