Mohon tunggu...
Rey Musashi
Rey Musashi Mohon Tunggu... -

born to be wild

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Ada Judul

17 November 2011   03:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

by: A.P

Cinta dan loyalitas ternyata tak selalu sejalan...cinta tak selalu menuntut loyal, dan loyalitas tak selalu demi cinta. Keduanya lepas-lepas, dan berdamai justru saat kita berani berpamrih. Dan ini melelahkan! Karena kita tak pernah tahu apa yang menunggu di simpangan berikutnya. The tyranny of platonic silence...

Definisi arbitrer. Definisi subyektif yang menghakimi. Pelangi semu. Pengingkaran kealpaan manusia atas takdir, ruang, dan waktu. Yang semena-mena membekukan siang, membakar malam, membunuh peristiwa, lalu berziarah saat cuaca tak ramah. Pelarian sempurna bagi jiwa-jiwa sepi.

Matahari dan bulan yang damai berbunuhan. Ironi yang seumur peradaban manusia. Sayap-sayapnya setia menikam malam, membelah pagi, lalu jatuh pada embun sunyi yang pelahan mati.

Bekuan malam yang tersisa di sudut sore berhujan waktu itu, mengendap sebagai resah yang lain. Tanya kemarin belum berjawab! Atas nama sang hidup, boleh kubunuh sunyi itu?

Sebab matahari dan bulan yang damai berbunuhan. Sebab setia menafikan hasrat, meruap membuta dalam kuasa waktu, melambat pada hujan sore yang berkhianat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun