Mohon tunggu...
Reyhan Arrasuli
Reyhan Arrasuli Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

cool, calm, consequent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koran Jendela Masa Depan Bangsa

20 April 2010   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

KORAN JENDELA MASA DEPAN BANGSA

Rabu, 14 April 2010

Dari sekian banyak manusia yang ada di area lingkungan kampus Universitas Indonesia ini, ada satu sosok yang menarik perhatianku. Seorang anak penjual koran yang mungkin terlihat biasa bagi semua orang, begitupun bagiku pada awalnya. Seorang anak bernama Alviandi Yusuf.

Alviandi yusuf atau yang biasa dipanggil Alvian terlihat dikerumunan mahasiswa sedang melamun sambil sesekali menawarkan dagangan korannya kepada orang yang berlalu lalang. Pemandangan yang terlihat biasa sekali, sampai ketika aku duduk di dekatnya dan memulai percakapan. Melihat Alvian memberiku ide untuk mengungkap yang ada dibalik sosok Alvian si penjual koran. Alvian berumur 14 tahun. Walaupun penampilannya seperti anak penjaja koran kebanyakan, tetapi ia mempunyai sesuatu yang mungkin belum tentu dimiliki anak lainnya. Kegiatan ini dilakukannya hanya pada saat hari libur seperti sekarang ini. Karena alvian juga masih bersekolahdi SMPN 16 Bogor, dan mempunyai cita-cita yang begitu tinggi. ia juga mempunyai seorang adik yang bersekolah di salah satu SD Negeri di Depok.

Alvian tinggal bersama kedua orangtuanya, seorang adik dan seorang nenek. Ia tinggal di daerah Depok lama, tidak begitu jauh dari kampus UI. Ayahnya adalah seorang buruhyang bekerja serabutan. Ia bisa bekerja di manapun tempat yang sedang membutuhkan tenaganya, termasuk pekerjaan tukang bangunan. Dan ibunya adalah seorang penjual es yang membuka warung di rumah. Sangat sederhana sekali memang, tetapi itulah Alvian dan keluarganya.

Alvian menjual koran dengan tujuan yang sangat mulia. Semua itu ia lakukan bukan hanya untuk membantu orang tua, tetapi hasilnya ia gunakan untuk kebutuhannya sendiri seperti sepatu olahraga salah satunya. Karena ia mempunyai hobi olahraga sepak bola dan ia juga mengikuti ekstrakulikulerfutsal di sekolahnya. Hasil menjual koran bisa ia dapatkan kurang lebih sekitar 40.000 - 50.000 rupiah sehari. Tidak hanya itu, alvian juga mencoba menjual dagangan lainnya berdasarkan informasi temannya. Namun bukan itu saja yang bisa ia dapat, Alvian pun pastinya juga pernah mengalami kerugian ketika ia harus mengganti uang koran yang belum laku terjual. Selain itu, alvian juga membantu ibunya menjaga warung di rumahnya.

Begitu banyak yang alvian lakukan sampai ia lupa kalau ia juga seorang pelajar. Walaupun begitu alvian menjual koran di area kampus UI juga mempunyai alasan yang kuat dan sangat diluar dugaan, bukan sekedar informasi dari temannya saja. Seorang alvian mempunyai cita-cita yang sangat tinggi yaitu menjadi seorang dokter, karena ia menyukai pelajaran IPA terutama Biologi. Dan ternyata kampus yang ia pilih sebagai tempat untuk berjualan adalah kampus impiannya selama ini, apakah untuk kuliah dikampus ini membutuhkan biaya yang sangat mahal?.

Diluar pikiran saya sebelumnya, seorang Alvian yang sangat sederhana dan biasa mempunyai harapan yang tidak sesederhana hidupnya. Dan yang bisa kuambil darinya adalah semangatnya yang begitu besar yang seakan dapat meruntuhkan apapun, apalagi cuma sekedar mimpi dan cita-citanya yang bukan tidak mungkin ia dapatkan nantinya. Melihat semangat hidupnya yang begitu besar. Memang itu yang diperlukan dalam menghadapi hidup yang pelik ini. Itu yang membedakan ia dengan anak-anak penjual koran lainnya, bahkan anak-anak kebanyakan yang seumuran dengannya. Dengan bermodalkan beberapa lembar koran bisa mewujudkan masa depan seorang anak bangsa, itulah yang sedang dilakukan oleh Alvian. Dan semangat seperti itu ternyata memang ada di dunia ini, semoga juga bisa menjadi semangat anak-anak Indonesia sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun