Ketika sang surya datang untuk bergantian dengan kodrat sang bulan
Aku telah ada di angkasa pagi untuk siap berarak mengelilingi bumi mu
Namun ketika sang surya mu mulai marah dan memerah
Aku rela memuai dan berkondensasi
Ketika tak kuat lagi dan air sejukku jatuh ke bumi mu
Aku harus rela kau halangi dengan sang payung sampai kau tak bisa memandang ku lagi
Ketika ku coba tuk teduhkan mu
Aku tidak boleh marah ketika angin meniup tubuh kapas ku tuk mejauh darimu
Ketika petir menyambar dunia mu
Aku harus duduk di antaranya untuk terbang menghalau
Ketika aku tak kuasa menahan tangis
Aku harus tau bahwa kau akan masuk ke dalam rumah mu
Ketika kau sibuk dengan bunga-bunga mu
Aku harus sadar bahwa kau tak akan melihat ku ke atas
Aku sadar bahwa kau tak akan mau tau ketika ku terbakar karena matahari mu
Karena demi kau yang sedang menguasai hari
Aku memang harus mau untuk di tiup angin
Aku hanyalah awan-awan yang melayang di angkasa dan terlalu banyak mengurusi hari mu,hingga kau bosan
Yang bersedia putih ku bertubah menjadi mendung untuk rela membuat kamu masuk ke dalam rumah dan terlelap bahagia
Salam mendung
Jakarta,25 mei 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H