Jika benar bahwasannya keadilan di negeri ini tidak ada, lalu masihkah kita pergunjingkan, sedang yang duduk di atas sana mengabaikan hati nurani. Dan mereka para penindak kriminal, bebas berkeliaran atas hukum kita yang lemah.
Berdoalah--suatu hal yang terbaik--yang bahkan dianggapnya tak penting bagi para manusia yang menganggap bahwa dirinya penguasa.
Ah, di suatu tanah yang tak lagi berwajah, marilah kita bersama angkat kepala dan tunjukkan pada dunia, bahwasannya kita para penggila sastra, juga turut andil dalam bagian membangun negara dan keadilan untuk kaum lemah--yang bahkan tak dianggap suaranya.
masihkah kalian juga memiliki nurani yang sama? angkat tulisan kita supaya aparat melihat dengan matanya dari masing-masing tulisan kita.Jika benar bahwasannya keadilan di negeri ini tidak ada, lalu masihkah kita pergunjingkan, sedang yang duduk di atas sana mengabaikan hati nurani. Dan mereka para penindak kriminal, bebas berkeliaran atas hukum kita yang lemah.
Ah, negeri yang tak berwajah. Sikap yang tak bijaksana. Menutup telinganya dari hati nurani dan kebenaran. Benarkah telah kerdilnya keadilan? Hingga yang timpang kehidupannya, tak layak mengecap kebenaran.
Namun, apakah kita juga akan berdiam diri saja, jika ketidakbenaran itu hanya diperuntukkan oleh orang-orang susah. Dan mereka para pemain sandiwara, telah puas tertawa memainkan aksinya--melihat aparat bagai seorang badut dan hukumnya seperti pelacur.
Mari teman yang masih memiliki nurani, angkat suaramu seperti ketika Engeline. Tulisan kitalah yang akan menjadi tuhan untuk negeri yang dipenuhi badut-badut persimpangan.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI