Mohon tunggu...
Rhenia Ramadani
Rhenia Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi

kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Menanam Tanaman Obat Keluarga Untuk Menjaga Kesehatan Lingkungan Keluarga Dan Keberlanjutan Alam

22 Desember 2024   08:57 Diperbarui: 22 Desember 2024   08:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kesehatan lingkungan merupakan aspek  penting dalam  menjaga kualitias hidup sebuah keluarga. Lingkungan yang bersih, sehat, dan seimbang tidak hanya  memengaruhi  Kesehatan  fisik tetapi juga kesejahteraan emosional setiap anggotanya. Dalam konteks ini, ibu rumah tangga memegang peran sentral sebagai pengelola utama lingkungan rumah . Salah satu langkah efektif yang dapat dilakukan adalah  dengan menanam tanaman obat keluarga atau TOGA. Aktivitas ini bukan hanya menyediakan bahan alami untuk pengobatan mandiri, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan lingkungan serta mendukung keberlanjutan ekosistem.

Salah satu kontribusi terbesar tanaman obat terhadap Kesehatan lingkungan adalah kemampuannya dalam meningkatkan meningkatkan kualitas udara. Tanaman hijau memiliki kemampuan alami untuk menyerap polutan dan melepaskan oksigen yang bersih. Daun tanaman seperti lidah buaya dan sambiloto efektif dalam menyaring udara dari partikel berbahaya. Di tengah kondisi lingkungan perkotaan yang semakin tercemar oleh asap kendaraan dan polusi industri, kehadiran tanaman obat di pekarangan rumah dapat menjadi solusi kecil yang berdampak besar.

Selain itu, tanaman obat juga berperan dalam menjaga kesuburan tanah. Akar tanaman membantu mencegah erosi tanah dan menjaga struktur tanah tetap  stabil. Daun-daun yang gugur dari tanaman obat akan terurai menjadi kompos alami yang menambah unsur hara dalam tanah. Praktik ini tidak hanya menjaga ekosistem mikro do sekitar rumah tetapi juga mengurangi kebbutuhan akan pupuk kimi yang berpotensi mencemari lingkungan.

Di sisi lain, menanam tanaman obat juga mendukung pengelolaan limbah rumah tangga yang lebih ramah lingkungan. Limbah dapur, seperti sisa sayuran atau kulit buah, dapat diolah menjadi pupuk organic untuk tanaman obat. Dengan pendekatan ini, ibu rumah tangga tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembungan akhir (TPA), tetapi juga mencegah pencemaran lingkungan akibat sampah organic yang tidak dikelola dengan baik.

Dari segi estetika, tanaman obat yang tertata rapi di halaman rumah memberikan suasana yang lebih hijau dan segar. Keberadaan tanaman di sekitar rumah terbukti dapat menurunkan suhu udara, memberikan keteduhan, dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman. Manfaat ini tidak hanya dirasakan secara fisik tetapi juga berdampak pada Kesehatan mental, seperti mengurangi stress dan meningkatkan suasana hati anggota keluarga.

Selain manfaat yang bersifat langsung, kegiatan menanam tanaman obat juga berperan dalam mengurai jejak karbon keluarga. Penggunaan obat-obatan alami yang dihasilkan dari pekarangan rumah mengurangi ketergantungan pada obat-obatan sintesis yang diproduksi melalui proses industri yang umumnya menghasilkan emisi karbon tinggi. Ketergantungan pada tanaman obat keluarga ini membantu mengurangi permintaan terhadap produk-produk kimia yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, baik dalam proses produksi maupun pengemasannya.

Secara keseluruhan, menanam tanaman obat keluarga di pekarangan rumah adalah Langkah sederhana namun efektif dalam mendukung Kesehatan lingkungan dan keluarga. Selain memberikan manfaat kesehatan langsung , kegiatan ini juga berperan dalam menjaga keberlanjutan alam, mengurangi polusi, da meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Keterlibatan aktif ibu rumah tangga dalam kegiatan ini juga memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian lingkungan dan kesehatan yang seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun