Mohon tunggu...
Rheejal Bengal
Rheejal Bengal Mohon Tunggu... lainnya -

Bingung mau ngetik apaan!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kebiasaan Nge-Like

20 Februari 2013   03:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:01 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1361353199158392676

Ini cuma salah satu cara bergaul di dunia Maya, kalau di dunia nyata jarang orang acung Jempol, kebanyakan ngacu telunjuk buat nyuruh orang dan ngacung kelingking kalo lagi khekhi, atau  jari Manis, walau Manis tapi bisa bilang Fuck U.

Praktis sih! Sekedar pegang mouse, arahkan dan click. Mungkin itu untuk join di sebuah page supaya bisa akses dan ikut komen. Terlebih di pesbukan, seperti sebuah aktifitas rutin atau wajib. Kadang gak perlu baca-baca Status, itu kalau ade kalimat yang perlu dibaca, lha...kadang disitu gak ada kalimat, cuma ada emotion atau tanda baca saja, atau stat-stat ringan, sampe gatel digigit nyamuk aja perlu untuk diungkapkan. Ane suka geleng-geleng, terlebih ane liat banyak sidik jari.

Konon kate guru ane; Like artinya suka. Apakah arti yang sama masih berlaku? Kayaknya enggak deh! Sekarang artinya sudah geser lebih dominan ke Hadir. Kalu artinya Suka, suka apanya? suka orangnya apa statusnya?

Lebih jauh lagi, Like yng berlambang Jempol itu menjadi dagangan! Banyak sekarang aplikasi yang siap ngasih gerombolan ibu-ibu jari tanpa perlu ada seorangpun melirik. Hebat kan ?! Buat apa? Ya apalagi kalo bukan buat gagah2an, untuk memberitahu khalayak bahwa; nih gue anak gaul! Hehe.....yg doyan jangan kesinggung!

Karena sudah menjadi kebutuhan, gak apa-apa juga kalee! Tapi untuk menge-Like yang bersifat membutuhkan perhatian khusus sebaiknya hati hati. Baca dulu dan mengerti dengan tepat maksud dan tujuan  si Penulis, terutama di forum2 diskusi yang banyak aroma pro dan kontra.

Like tidak selalu berarti Suka atau absen Hadir! Bisa saja berarti Support, Setuju atau Berpihak! Bisa juga merupakan simbol basa basi karena gak enak hati! Bisa juga menjadi Bumerang manakala tidak mendapat kiriman Jempol Goreng!  Dan, yang benar-benar harus diwaspadai adalah efek Pertanggung Jawaban manakala keliru memaknai maksud dan tujuan si Penulis status atau meteri-materi diskusi! Jangan sampai ada penyesalan dan merasa bersalah kepada diri sendiri. Terakhir yang paling jelek dari semua yang saya tulis singkat di artikel ini ialah; Click Like bisa menjadi satu sikap Pengecut (Keroyokan).

Maaf menyinggung anda yang sudah banyak ngacung Jempol.  Saya juga melakukannya karena sering gak enak hati sama tamu di lapak saya dimana terkadang tidak memungkinkan untuk berkomentar.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun