Jika kita disakiti, maka naluri survival kita akan memunculkan sebuah sikap perlawanan, berontak atau bahkan balas menyakiti lawan. Tapi berbeda halnya dengan pasangan Elizabeth Diana dan Suroto, orangtua Ade Sara Angelina Suroto (19), korban pembunuhan sadis yang dilakukan pasangan belia Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19) dengan cara menyetrum, memukul dan menyumpal mulut korban dengan koran dan membuang jenazah di Tol Bintara.
Elizabeth Diana dan Suroto , orangtua korban Ade Sara, memaafkan kedua pelaku setelah memakamkan jenazah putri semata wayang mereka. Pasangan suami istri ini memaafkan pelaku sebelum pelaku dan keluarga pelaku meminta maaf.
![13947496421138403940](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/13947496421138403940_300x150.jpg?t=o&v=770)
Sikap “tak lazim” kedua orangtua Ade Sara memunculkan berbagai macam reaksi diberbagai media. Banyak yang mengagumi, tetapi tidak sedikit yang berprasangka buruk terhadap pernyataan yang dilontarkan keluarga korban sebagaimana yang dilakukan Khumairoh Annisa.
https://www.facebook.com/tribunnews/posts/10202406751547375
![1394749689177750664](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/1394749689177750664_300x211.66666666667.jpg?t=o&v=770)
" Hati2,ini modus baru!" - " inikan pendapat sy. Mgkn msd ibu korban biar nanti pelaku ikut ajaranx.ckckckck" - begitu tulis Khumairoh Annisa Dan Aljihadi yang tersebar diberbagai jejaring sosial menanggapi pernyataan orangtua korban yang memafkan pelaku. Alih-alih bersimpati, tapi Khumairoh justru melontarkan sikap penuh curiga dan dengki terhadap tindakan mulia orangtua korban pembunuhan sadis Ade Sara.
“Pipi Kanan ditampar, berikanlah pipi kiri”
“Pipi Kanan ditampar, berikanlah pipi kiri” , sebuah philosophy “tak lazim” yang menjungkirbalikkan rasionalitas dan logika berpikir kita.
Jika kita mencoba mencermati lebih dalam kalimat di atas dan mencoba melihat kehidupan lebih dalam, kita akan memahami bahwa “ Jika kekerasan dibalas dengan kekerasan, maka mata rantai kekerasan akan terus berlanjut. Mata rantai ini akan bisa terputus jika kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Mencoba memberikan pengampunan sebagaimana yang dilakukan kedua orang tua Ade Sara, Elizabeth Diana dan Suroto adalah sebuah tindakan memutus mata rantai kekerasan dan membalas dengan kasih yang dalam walau hati terperih kehilangan putri semata wayang mereka.