Yu Painah langsung meringis ketika membaca pengumuman bahwa agama Baha`i diakui di Indonesia .. “Bagaimana dengan Kejawen, Bagaimana dengan Sunda Wiwitan, Bagaimana dengan Kaharingan , Bagaimana dengan Parmalim dan kearifan lokal lainnya ” celoteh Yu Painah memecah keheningan pagi.
“Loh kuwi kan dudu agama Yu, kuwi mung kepercayaan”, Jawab Tukiyem sekenanya .. “Jarene sopo” kata Yu Painah .. “ Jare wong-wong ” Tukiyem pun nyengir kuda.
Yu Painah pun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal ,” Hubungan antara manusia dan Tuhan-nya itu hubungan yang sangat personal, tidak seorang pun yang berhak untuk mengintervensi, termasuk negara didalamnya. Jika Pemerintah Indonesia benar benar menjamin kebebasan warga Indonesia untuk memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya sebagaimana dijamin UUD`45 pasal 29, seharusnya pemerintah Indonesia tidak membatasi kepercayaan warga negaranya hanya terbatas agama agama yang diakui negara. Lah masak agama agama import diakui, agama lokal dianaktirikan” celoteh Yu Painah ..
“Kowe menentang agama import yo Yu, kan yayang mu import sisan” canda Tukiyem .. Yu Painah pun melotot, ” Gundul mu”, balas arek Suroboyo yang bermukim di negeri Paman Sam . “Aku ora menentang agama agama yang datangnya dari tanah seberang sama sekali.. agama dari padang pasir, dari tanah Hindustan, darimana pun, monggo kerso, silahkan, kalo itu yang dipercayai, yang menjadi keprihatinan adalah, agama import diberi ruang selebar-lebarnya, agama lokal dikebiri. Baha`i masuk, monggo, Mormon masuk, monggo, tapi berikan lah ruang untuk kepercayaan lokal yang ada. Kearifan lokal memiliki nilai folosofis yang dalam dan tinggi.”
“Agama dan Tuhan itu dua hal berbeda yang sering disamakan banyak orang” tambah Yu Painah. Tidak sedikit orang menuhankan agama . Menganggap agama yang dianutlah satu-satunya jalan keselamatan dan mengaggap lainnya salah jalan, bahkan Kafir.. “God is bigger than religion”
“Sopo Gusti mu Yu?” tanya Tukiyem nyinyir kampungan ,” Gusti ku mbah Sasmito” Jawab Yu Painah sambil menyeruput teh hangat,” Sasmito ingkang murbeng dumadi” lanjutnya
Tukiyem pun mantuk mantuk mendengarkan kicauan Yu Painah , bukan karena faham, tapi karena Tukiyem masih ngantuk :D
