Mohon tunggu...
Rani Rahayu
Rani Rahayu Mohon Tunggu... -

gW orangnya gokil itu banyak yang bilang... gW pengen nyari temen temen yang banyak... gw orangnya lucu,,,, gokil,,,, dan enak diajak becandaa hidup gw selalu pd dalam kondisi apapun itu harus biar kita bisa berimajinasi secara luas :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sang Tikus

30 September 2012   14:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:27 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

> Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang

petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Dia

terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali

ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; "Awas, ada

perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam

rumah!"

>

> Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah,

mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini

memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada

masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah."

> Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap

tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!" "Wah, aku menyesal

dengar khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh simpati, "tetapi tak

ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa.

Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!"

> Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. " Oh? sebuah perangkap tikus,

jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu itu sambil ketawa.

> Jadi tikus itu kembalilah ke rumah, kepala tertunduk dan merasa begitu

patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu

sendirian.

> Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi

perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari

pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa

melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat

> mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah

sakit.

>

> Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang

akan memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi petani

itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan-bahan

untuk supnya itu.

>

> Penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya

datang menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itupun

menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamu itu. Isteri petani itu

tak kunjung sembuh. Dia mati, jadi makin banyak lagi orang-orang yang datang

untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar

dapat memberi makan para pelayat itu.

>

> Moral kisah ini:

> Apabila kita mendengar ada seseorang yang menghadapi masalah; janganlah

berpikir bahwa itu tidak ada kaitannya dengan diri kita, ingatlah bahwa

sebuah perangkap tikus dapat menyebabkan  seluruh 'ladang pertanian' ikut

menanggung risikonya.

>

> Ladang Pertanian Ibarat Lingkungan Kita Sehari2

>

> Berhentilah Mementingkan Diri Sendiri

>

> Berhentilah Memikirkan Keselamatan Sendiri

>

> WHYYYYY ???????

>

> Karena : Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari

baiknya.

>

> Mari kita refleksikan sifat2 yang di wakili oleh  si Ayam (Cuek) , si

Lembu (Menertawakan orang lain), si Kambing  (Munafik) atau si Ular (Lengah

hingga terperangkap)

>

> What's a beautiful day if the whole family bind heart together

>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun