Mohon tunggu...
Rini Hanifa
Rini Hanifa Mohon Tunggu... -

Tertarik dengan budaya dan juga keberagaman. Sudah mengunjungi banyak daerah di Indonesia. Menyukai memasak dan wisata petualang. Penggemar National Geographic dan Discovery Channel.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rodeo Guyana, Ajang Atraksi Cowboy Indian

16 April 2012   23:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:32 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lethem, kota kecil, berbatasan dengan Bonfin- Brazil, akhir pekan lalu dipenuhi oleh pengunjung yang dari berbagai kota di Guyana, pengunjung dari Brazil, dan turis Internasional.Rodeo adalah salah satu event yang paling ditunggu.Rodeo diadakan di hari liburan paskah setiap tahunnya.

Rupununi, Negri-nya Para Cowboy

Region 9, yang lebih dikenaldengan nama Rupununi, sudah lama di kenal sebagai negri-nya para Cowboy. Hewan ternak pertama kali diperkenalkan ke Rupununi di tahun 1860 oleh pedagangBelanda, De Rooji, yang membangun peternakan sapi dengan nama Dadanawa, peternakan ini kemudian diteruskan oleh bangsawan Skotlandia, Melville.Dadanawa Ranch pernah menjadi peternakan sapi terbesar di Dunia. Selain Dadanawa banyak peternakan sapi liar lainnya bisa ditemukan di Rupununi.

Rupununi dihuni oleh masyarakat suku asli, Amerindian (American Indian). Masyarakat Amerindian di Rupununi berbeda dengan masyarakat suku asli di negara lain, hak milik atas tanah mereka diakui oleh negara. Bahkan masyarakat Amerindian memiliki Mentri khusus yang mewakili kepentingan mereka di parlemen. Masyarakat Amerindian di Rupununi, memiliki tanah yang luas, yang terdiri dari hamparan padang rumput savanna dan juga wilayah hutan.

Berternak sapi liar (free ranch) sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Masyarakat Amerindian adalah masyarakat pemakan daging.Tasso, daging sapi yang diberi garam dan dikeringkan dibawah sinar terik matahari sangat popular di Rupununi.Masyarakat Amerindian biasanya memakan Tasso dengan Farine. Farine adalah makanan pokok Amerindian yang terbuat dari singkong pahit, yang sudah diolah menjadi butiran halus berwarna kuning.Farine adalah berasnya masyarakat Amerindian.

1334693191802492491
1334693191802492491

Cowboy Amerindian dikenal dengan nama Vacquiro.Mereka adalah penunggang kuda yang ahli, mereka menggiring hewan ternak di padang rumput savanna, membiarkan mereka hidup bebas di savanna, dan secara berkala akan memeriksa jumlah dan keberadaan hewan ternak tersebut. Tak jarang jumlah sapi berkurang karena beberapa sapi dimakan oleh Jaguar atau Puma. Kebanyakan kuda dan sapi menjadi liar karena mereka hidup bebas di padang savanna yang luas dan hampir tidak pernah bertemu dengan manusia.Vacquiro ini biasanya membuat sadel sendiri, demikian halnya lasso, tali yang digunakan untuk menangkap sapi liar di savanna, juga mereka buat sendiri.

Rodeo, Wisata Kuliner dan tempat ngumpulnya Party Lovers

Amerindian secara umum berperawakan kecil, hampir sama dengan Asia.Jadi jangan bandingkan dengan cowboy-cowboy tinggi besar, gagah dan kekar yang sering kita saksikan di TV. Bagaimanapun ajang pertunjukan Rodeo tersebut tetap menarik.Pertunjukan pertama Rodeo diawali dengan pelepasan sapi liar di arena, dan para vaquiro yang berpasangan berusaha menaklukan salah satu sapi, menangkap, memeras susu hingga botol penuh dan menyerahkan ke juri.Pasangan vaquiro yang bisa menyelesaikan tugas tersebut lebih awal dan dengan jumlah susu di botol lebih banyak maka mereka adalah pemenangnya.Para Vacquiro juga berlaga menunjukan keahlian menunggang kuda dan sapi liar.Mereka adalah perwakilan dari peternakan sapi ternama baik dari Guyana, ada juga beberapa peserta perwakilan dari Brazil dan Venezuela.

Cowgirl turut berpartisipasi memeriahkan Rodeo.Teman saya Samson, terkesima ketika melihat Cowgirl cantik dengan lihai menunggang kuda liar melintasi rintangan.Samson berbisik kepada saya kalau dia akan mencari Cowgirl tersebut dan memintanya untuk mengajari kursus menunggang kuda.

Di Area pertunjukan Rodeo, banyak pedagang makanan. Makanan khas Amerindian yang jarang-jarang bisa ditemukan kali ini dengan mudah bisa ditemukan. Saya membeli makanan favorit saya, Passak, farine dan tasso ditumbuk, disangrai dengan daun bawang.Pedagang makanan dari Brazil juga banyak berdatangan. Alhasil, dari pagi hingga malam, saya tidak henti-hentinya mengunyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun