Mohon tunggu...
R Ghoffar Ghozali
R Ghoffar Ghozali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Melalui tulisan kita bercerita

IG : @ghoffar.ghozali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian Malam "Siomay"

21 Agustus 2018   22:16 Diperbarui: 21 Agustus 2018   22:53 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

kemudian aku duduk dan liat tv lagi,terlihat di jam tv.tak sadar,malam ini aku bener-bener berharap pada tukang siomay.jam 23.00,pupuslah sudah harapan ku untuk menikmati siomay malam ini.sebenarnya tadi aku masih berharap ketika minum air putih tukang siomay lewat.tapi harapanku tidak menjadi nyata.

ah sudah lah aku masuk ke kamar,sudah aku putuskan malam ini,tak akan menunggu siomay lagi.cukup sudah aku tertipu dengan sebuah harapan.tidak ada dosa bagi tukang siomay karena dia tidak berjanji untuk lewat.tidak ada janji secara lisan maupun tulisan.karena hanya berjualan saja.begitupun aku,cumak pembeli saja dan kadang tukang siomay juga kecewa karena kadang mereka keliling tapi tidak ada yang beli.lalu,hukum apa ini?

aku paksa mataku untuk bisa tidur,supaya besok bisa bangun pagi.tapi sulit memaksa sepasang mata sendiri untuk tidur,apakah kaitanya ini dengan sebuah pemaksaan maka mata ku menolak untuk tertidur.seolah memberontak karena pemaksaan dan rasa tidak terima karena bukan mata sendiri yang ingin menutup.yang terjadi hanya ketap-ketip,menerawang ke atas.bukan melihat bintang,bukan melihat langit-langit rumah atau dinding rumah melaikan melihat jam dinding yang sudah melewati separoh malam.

terdengar suara kring-kring,kring-kring...dengan suara cemreng berteriak agak kencang"siomay".kemudian aku berlari keluar dan aku panggil,"siomay."ahirnya tukang siomay mendekat dan aku pesan seadanya.

setelah mendapatkan siomay,aku bangunkan istri.aku tawarkan,mau ngak?.ternyata ngak mau,malah meminta tolong untuk mematikan lampu dan kemudian melanjutkan mimpi indahnya,mungkin.aku nikmati sendiri siomay ini,setelah penantian malam ku ini.aku makan dengan nikmat sambil melihat tv.tidak sampai 10 menit siomay sudah habis.aku ambil air putih satu gelas sebagi pelarut dan rasanya berjubel juga diperutku.sudah kenyang dan aku bersiap kembali ke kamar.

sebuah penantian malam ku yang ahirnya aku temukan.aku sudah tidak menanti lagi,sudah tidak ada konflik yang bergejolak dengan inginku.karena sudah tercapai ketika sang siomay ahirnya datang.seandainya siomay belum datang,apakah aku akan menanti mu,hei tukang siomay.semoga tidak ada penantian lagi,karena malam aku harus tidur dan pasti masih ada hari esok yang harus diperjuangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun