Mohon tunggu...
Rg Bagus Warsono
Rg Bagus Warsono Mohon Tunggu... Pustakawan - Lumbung Puisi sastrawan Indonesia, Pusat Dokumentasi Sastra Modern

Kurator Sastra di Lumbung Puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mega Hanya Seorang Diri Oposisi di Indonesia

15 Desember 2024   05:14 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:23 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mega Hanya Seorang Diri Oposisi di Indonesia

oleh : Rg Bagus Warsono

Ciri demokrasi apa pun devinisinya yaitu menghargai perbedaan. Indonesia adalah negara demokrasi tetapi baru pada batas pelaksanaan undang-undang yaitu pemilu legeslatif , presiden dan pemilu kepala daerah.

Memasuki tahun 2025 ini berarti Indonesi akan berunur 80 tahun merdeka. proklamator kita Soekarno-Hatta tak sekedar membaca teks proklamasi tetapi merunmuskannya bersama pemikir negeri untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia termasuk cita-cita demokrasi.

Melihat perkembangan dewasa ini, ternyata ada sesuatu yang salah dilakukan oleh penerus negeri semenjak Soekarno-Hatta yaitu bangsa ini masih belum dewasa dibanding usianya. Yaitu kesadaran akan proklamasi itu yaitu kesadaran demokrasi yang kalah oleh kepentingan sesaat.

Jika rakyat miskin menerima dibeli haknya dengan sembako itu wajar. Karena mereka mementingkan mempertahakan hidup dari pada memih anggota legeslatif, presiden atau kepala daerah dalam pemilu. Disamping itu mungkin kurangnya pemahanam terhadap dampak pemilu itu.


Namun betapa herannya jika kini didapati orang orang cerdas, dan berkecukupan lebih memilih rasa aman sementara ketimbang berada dalam oposisi. Tak hanya itu kadang dijumpai pula di usia Indonesia yang tlah dewasa ini orang yang dulu dikenal sebagai penegak demokrasi dan penegak hukum kini tak mempedulikan lagi statusnya hingga beramai-ramai berada dalam penerintahan untuk mencari selamat, ketimbang  harus menjaga perjalanan pemerintahan itu sebagai kontrol agar berjalan lebih baik. Sepertinya jiwa demokratis semacam itu telah hilang dalam pemikirannya. Yang ada adalah kekuatan untuk pemerintahan yang kuat tanpa mempertimbangkan bahwa kehidupan sosial bernegara itu beraneka problem di negara besar seperti Indonesia ini. Sebab pemerintahan itu dijalankan demi rakyat. Hingga akhirnya kehidupan demokrasi bagai mati di negara demokrasi seperti Indonesia ini.


Beruntung sekali kita masih memiliki tokoh demokrasi yang berani untuk tidak berada dalam himpunan kekuatan unruk mewujudkan pemerintahsn kuat yakni Megawati Soekarnoputri. Meski PDIP satu-satunya partai oposisi saat ini namun tak lepeas dari perlindungan Megawati Soekarnoputri. Bebrapa nama dari PDIP memang tampak di media tampil dengan sura oposisi seperti Hasto Kristiyanto, dan juga Puan Maharani, keberanian keduanya tetap dalam perlindungan Megawati Soekarnoputri. Hasto yang ditempa mentalnya sejak muda saat ini masih terlihat setia namun tentu masih berlindung di Megawati. Sedang Puan Maharani sebagai putri Megawati dan juga Ketua DPR terlihat pragmatis seperti ayahnya Taufik Kemas. 

Demikian di negara besar Indonesia ini praktis megawati menjadi oposisi sendirian. Padahal oposisi itu artinya bukan menetang atau tandingan pemerintahan tetapi sikap yang berada di luar pemerintahan. Oposisi jangan dipandang sebagai lawan tetapi mitra bernegara sehingga negara ini berada dalam kontrol masyarakat. Di luar negeri oposisi justru ditumbuhkan bahkan diberi anggaran untuk memberikan kritik dan masukan yang positif. (Rg Bagus Warsono, Sastrawan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun