Mohon tunggu...
Rg Bagus Warsono
Rg Bagus Warsono Mohon Tunggu... Pustakawan - Lumbung Puisi sastrawan Indonesia, Pusat Dokumentasi Sastra Modern

Kurator Sastra di Lumbung Puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memilih Antologi Sastra

8 Desember 2024   05:32 Diperbarui: 8 Desember 2024   08:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Nominasi Buku Sastra Rg Bagus Warsono)

Pada tahun 2014 saya menulis catatan siapa-siapa Sastrawan Indonesia  berkarya baik. Pencatatan sastrawan ini berlangsung satu tahun yaitu sejak januari sampai Desember  tahun 2024. Cukup lama dan melelahkan memang, tetapi  alhamdulillah dapat selesai dengan waktu yang direncanakan.


Mencatat siapa-siapa berkarya baik harus didasari dengan pembuktian yang dipertanggung jawabkan sehingga saya kemas dengan kegiatan Pemilihan Buku Sastra Nasional 2024 versi Lumbung Puisi. Lumbung Puisi adalah 'rumah sastra tempat berkumpulnya sastrawan dan karyanya yang saya kelola.


Kemasan kegiatan ini ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari para sastrawan dari berbagai daerah. Sejak Januari 2014 hingga Desember 2024  saya menerima buku- buku antologi puisi untuk dipilih siapa berkarya baik. Berkarya baik berarti harus dibaca.  Isi buku yang bervariasi ketebalannya. Buku-buku yang terseleksi adalah buju yang sengaja dikirim oleh  sastrawan untuk dasar pemilihan buku sastra nasional.. Dan ternyata lebih dari 200 buku antologi dapat saya selesaikan terbaca. Buku buku itu terbagi menjadi buku masuk nominasi buku sastra nasionsl 2024, buku sastra tak terlewatkan 2024  dan 5 buku Sastra Nasional tahun 2024.


Dalam masa itu (Januari hingga Desember 2024) penyeleksian buku itu sengaja dilakukan saya sendiri agar tidak dibumbui campur tangan kurator lain. Saya pun sadar bahwa ini kurang demokratis, tetapi memilih buku sastra terbaik bukan voting suara terbanyak tetapi bagaimana  menghayati sebuah buku sastra dengan kaidah-kaidah (aturan) yang dimiliki kurator itu. Dan kegiatan ini pun bisa dan boleh dilakukan oleh suapa saja. Demikian versi Lumbung Puisi.

Mereka yang Masuk Nominasi hingga 8 Desember 2024: 

Daftar Nominasi Buku Sastra Nasional 2024
Versi Lumbung Puisi

01. Di Lombok Aku Dapatkan Puisi, Sindu Putra.........
02. Tandik Meratus, Fahmi Wahid ...............................
03. Apakah Negara, Toto St. Radik ...............................
04. Jalan Tak Berumah, Bambang Widiatmoko ...........
05. Kenangan Kampung yang Hilang, Muhammad S ...
06. Perjalanan Berkarat, Wawan Hamzah Arfan ...........
07. 75 Sajak, Nanang Ribut Supriyatin ..........................
08. Sebuah Catatan di ... , Yanti S Sastro Prayitno.........
09. Kita+(Duh)-Kita, Marwanto .....................................
010. Ibu Doa dan Cinta, A Rahim Eltara .........................
011. Jejak Rindu, Soekardi Wahyudi ..............................
012. Jalan-jalan di Bangka, Dian Chandra (Hardianti) ....
013. Hari-hari Purna Bhakti, Kasdi Kenalis ....................
014. Syahadat Kenangan, Samian Adib............................
015. Ode Untuk Mak Erot, Ence Sumirat .......................
016. Serlok Palsu, Yustinus Harris ...................................
017. Musim-musim Berbisik, Hadijah Karim ...................
018. Dari Awal Sebelum Akhir Kenangan, Merawaty.......
019. Belantara Maya, Iis Yuhartini..................................
020. Mengais Memulung dalam Kehidupan, Riyani P .....
021. Rasa Jiwa di Balik Karya, Moel Soenarko ............
022. Destinasi, I Nyoman Wirata..................................
023. Tembang Sepi Orang-orang Pinggiran...................
024. Mawar dan Kembang, Koriyah ( Mayek) ...............
025. Kita dalam Aksara, Sartikah .................................
026.Kumpulan Puisi Pilihan Berjalan...,  Dharmadi ....
027. Pesan Koma, Rosmita ............................................
028. Cinta Sebening Madu, Ule Ceny ............................
029. Kumpulan Puisi Ketika Aksara Bicara, Tusilah ....
030. Yang Terasing dan Mampus, Marlin Dinamikanto...
031. Hanya Untukmu, Sulis Bambang.............................
032. Perempuan Penabuh ..., Asmariah Supriyadi .........
033. Tentang Matahari, Ria Mi........................................
034. Pergi ke Masa Silam, Pulang ke ..., Supali Kasim....
035. Jejak, Sulistyo...........................................................
036. Autobiografi Kejahatan, Sthiraprana Duarsa..........
037. Prasasti Lereng Sindoro, Barokah ...........................
038. Gapura, Suyitno .......................................................
039. Asmara Mantra, Nurkofifah....................................
040. Bisikan Tanah Penari, Rissa Churria......................
041. Jalan Hati, Surasono Rashar ..................................
042.Hujan Tak Datang ... , Sugeng Joko Utomo..............
043. Musikalisasi Guman Asa, Ali Syamsudin Arsy........
044. Surabaya Musim Kemarau, Aming Aminudhin......
045. Biarkan Cinta Pergi ..., Tri Astoto Kodarie ..............
046. Yang Kupetik dari Semak, Mita Katoyo...................
047. Ijinkan Aku Menjelujur Kata, Hafney Maulana......
048. Pesan Laut Kepada Perahu, Muhammad Lefand....
049. Berkata Ranting Kering, Dyah Nkusumah...............
050. Orasi Anak Negeri, Heru Patria ..............................
051. Rindu Yang Tak Pernah..., Aan Aminah Budiarsih..
052. Nice To Meet You Ramadhan, Pensil Kajoe............
053. Suara Pagi, Sri Sunarti ............................................
054. Dongeng Latisha. Winar Ramelan ...........................
055. Trembesi di Sudut Kota, Kanti (Denting Kemuning)
056.Pena Patah, Prawiro sudirjo,.....................................
057. Ya Habibana, Abede Mujib.......................................
058. Ketika Tiba di Rumah, Thomas Sutasman...............
059. Catatan kaki, Indri Yuswandari...............................

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun