Nominasi Buku Sastra Puisi 20204 Versi Lumbung Puisi
Pengantar Keputusan,Â
Beberapa catatan buku-buku  kumpulan puisi peserta seleksi oleh penyair zaman ini.
Catatan ini hanya sekedar pemberi semangat dan tentu boleh menggunakan pendapat lain.
1. Perjalanan kepenyairan masih berproses artinya penyair menyerahkan kepada puisi yang ditulisnya untuk menggeliat sendiri mencari apresiasi.
Artinya kelahiran puisi tanpa garap dengan kesungguhan menjadi karya sastra yang unggul.
2. Banyak pemahanan keliru bahwa buku kumpulan puisi atau disebut antologi makin tebal makin baik. Padahal belasan puisi pun bisa dibuat buku. Keadaan pemahanan keliru ini memengakibatkan ada ketergesa-gesaan melahirkan puisi untuk pemenuhan ketebalan buku.
3. Kurangnya minat baca justru dikalangan penyair itu sendiri, Â sehingga banyak dijumpai judul-judul puisi yang sama atau mirip yang pernah ditulis penyair sebelumnya.
4. Kurang diperhatikan dan pemahanan pembuatan nama buku. Buku sebagaimana fungsi dan manfaatnya memiliki kepala buku, sebagai nama buku yang memiliki relevansi terhadap isi buku. Artinya judul buku mewakili keseluruhan isi.
5. Banyak penyair meninggalkan ciri khasnya pribadi sendiri yang sebetulnya merupakan kekuatan gaya bahasa  dari keunikannya itu dengan meniru karya orang lain tetapi ditengah perjalanan ( dalam baris dan bait puisi) kesulitan pilihan kata sehingga baris kalimat menjadi acak maksud.
6. Gaya Bahasa:  Pengulangan bait dan baris dengan arti yang sama  dalam  puisi, mengakibatkan puisi lebih memiliki arti transparan seperti kalimat berita atau cerita. Ini mengakibatkan bobot puisi menjadi ringan. Tak menampilkan metafora yang menguatkan puisi itu hidup.
7. Pemahanan arti sastrawan atau penyair itu perlu  diperluas (kurangnya membaca)  bahwa menjadi  penyair itu tidak dituntut untuk membuahkan puluhan buku antologi . Artinya jika membuat buku  pastikan buku kita itu memiliki mutu sastra.
Lumbung Puisi memutuskan 55 buku puisi masuk Nominasi Buku Sastra 2024 sebagai Berikut :Â
03. Apakah Negara, Toto St. Radik ...............................
04. Jalan Tak Berumah, Bambang Widiatmoko ...........
05. Kenangan Kampung yang Hilang, Muhammad S ...
06. Perjalanan Berkarat, Wawan Hamzah Arfan ...........
07. 75 Sajak, Nanang Ribut Supriyatin ..........................
08. Sebuah Catatan di ... , Yanti S Sastro Prayitno.........
09. Kita+(Duh)-Kita, Marwanto .....................................
010. Ibu Doa dan Cinta, A Rahim Eltara .........................
011. Jejak Rindu, Soekardi Wahyudi ..............................
012. Jalan-jalan di Bangka, Dian Chandra (Hardianti) ....
013. Hari-hari Purna Bhakti, Kasdi Kenalis ....................
014. Syahadat Kenangan, Samian Adib............................
015. Ode Untuk Mak Erot, Ence Sumirat .......................
016. Serlok Palsu, Yustinus Harris ...................................
017. Musim-musim Berbisik, Hadijah Karim ...................
018. Dari Awal Sebelum Akhir Kenangan, Merawaty.......
019. Belantara Maya, Iis Yuhartini..................................
020. Mengais Memulung dalam Kehidupan, Riyani P .....
021. Rasa Jiwa di Balik Karya, Moel Soenarko ............
022. Destinasi, I Nyoman Wirata..................................
023. Tembang Sepi Orang-orang Pinggiran...................
024. Mawar dan Kembang, Koriyah ( Mayek) ...............
025. Kita dalam Aksara, Sartikah .................................
026.Kumpulan Puisi Pilihan Berjalan..., Â Dharmadi ....
027. Pesan Koma, Rosmita ............................................
028. Cinta Sebening Madu, Ule Ceny ............................
029. Kumpulan Puisi Ketika Aksara Bicara, Tusilah ....
030. Yang Terasing dan Mampus, Marlin Dinamikanto...
031. Hanya Untukmu, Sulis Bambang.............................
032. Perempuan Penabuh ..., Asmariah Supriyadi .........
033. Tentang Matahari, Ria Mi........................................
034. Pergi ke Masa Silam, Pulang ke ..., Supali Kasim....
035. Jejak, Sulistyo...........................................................
036. Autobiografi Kejahatan, Sthiraprana Duarsa..........
037. Prasasti Lereng Sindoro, Barokah ...........................
038. Gapura, Suyitno .......................................................
039. Asmara Mantra, Nurkofifah....................................
040. Bisikan Tanah Penari, Rissa Churria......................
041. Jalan Hati, Surasono Rashar ..................................
042.Hujan Tak Datang ... , Sugeng Joko Utomo..............
043. Musikalisasi Guman Asa, Ali Syamsudin Arsy........
044. Surabaya Musim Kemarau, Aming Aminudhin......
045. Biarkan Cinta Pergi ..., Tri Astoto Kodarie ..............
046. Yang Kupetik dari Semak, Mita Katoyo...................
047. Ijinkan Aku Menjelujur Kata, Hafney Maulana......
048. Pesan Laut Kepada Perahu, Muhammad Lefand....
049. Berkata Ranting Kering, Dyah Nkusumah...............
050. Orasi Anak Negeri, Heru Patria ..............................
051. Rindu Yang Tak Pernah..., Aan Aminah Budiarsih..
052. Nice To Meet You Ramadhan, Pensil Kajoe............
053. Suara Pagi, Sri Sunarti ............................................
054. Dongeng Latisha. Winar Ramelan ...........................
055. Trembesi di Sudut Kota, Kanti (Denting Kemuning)
Selanjutnya dari 55 Buku tersebut akan dipilih 5 Buku Puisi sebagai Buku Sastra Nasional 2024 dan 25 Buku Puisi Tak Terlewatkan 2024 .
(Rg Bagus Warsono, Kurator utama di Lumbung Puisi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H