Mohon tunggu...
Regan W
Regan W Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis yang bermanfaat dan menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi Membawa Keberhargaan dalam Perbedaan

17 November 2024   22:45 Diperbarui: 17 November 2024   22:59 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tim dokumentasi Pesantren Daarul Uluum Lido

Sebuah kutipan dari Arthur Helps berbunyi "Toleransi adalah harga yang kita bayar untuk hidup dalam masyarakat yang beradab." Kata-kata tersebut menyiratkan sebuah makna mendalam tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam dunia yang semakin kompleks, toleransi tidak lagi menjadi sebuah pilihan melainkan sebuah keharusan karena itu adalah fondasi yang memungkinkan keberagaman tumbuh subur dan menjadi kekuatan bagi masyarakat yang lebih maju. Tanpa toleransi, keberagaman hanya menjadi sumber konflik yang pada akhirnya akan menciptakan jurang pemisah yang menghambat kemajuan bersama.

Indonesia sebagai negeri yang dihuni oleh ratusan etnis, agama, dan budaya, adalah gambaran nyata dari pluralisme. Keberagaman ini adalah aset yang luar biasa, tetapi tanpa toleransi tentu keberagaman dapat menjadi pisau bermata dua. Perbedaan yang tidak dikelola dengan baik berpotensi menjadi pemicu perselisihan atau bahkan perpecahan. Sebaliknya, penghormatan terhadap perbedaan dapat menjadikan keberagaman sebagai pendorong kekuatan bangsa. Toleransi memungkinkan masyarakat yang beragam untuk hidup berdampingan dalam harmoni kehidupan yang selaras, hal tersebut adalah benang merah yang menjahit perbedaan menjadi kekuatan kolektif, seperti yang tercermin dalam kegiatan Ekskursi 2024 oleh siswa kelas 12 SMA Kolese Kanisius Jakarta dimana toleransi mampu menciptakan ruang untuk saling memahami, belajar, dan menghormati satu sama lain meskipun berasal dari latar belakang yang sangat berbeda.

Kegiatan Ekskursi 2024 menjadi sebuah pengalaman mendalam bagi para Kanisian yang berkesempatan tinggal dan berinteraksi langsung dengan Santri di pondok pesantren, salah satunya adalah Pesantren Modern Daarul Uluum Lido. Para Kanisian belajar arti sebenarnya dari toleransi melalui kehidupan pesantren dengan segala kesederhanaannya sehingga membuka wawasan baru bagi para Kanisian yang selama ini hanya mengetahui keberagaman secara konsep teori. Bagi banyak Kanisian, ini adalah kali pertama mereka menginap di lingkungan pesantren. Rutinitas yang padat mulai dari salat berjemaah hingga kegiatan pembelajaran kitab suci mengajarkan kepada para Kanisian mengenai nilai-nilai disiplin dan kebersamaan yang dianut oleh para Santri. Dalam keseharian yang sederhana, Santri mampu menjalani hidup dengan penuh makna dimana hal ini menjadi pelajaran penting bahwa kebahagiaan dan rasa cukup tidak selalu berasal dari kemewahan, tetapi dari keikhlasan menjalani kehidupan dengan apa yang kita miliki. Tidak hanya itu, interaksi yang terjalin antara para Kanisian dan Santri menciptakan hubungan yang hangat meskipun berbeda latar belakang agama dan budaya, para Kanisian dan para Santri mampu menjalani aktivitas bersama dengan penuh semangat dan saling menghormati. Hal ini adalah bukti nyata bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk belajar dari satu sama lain.

Lingkungan Pesantren Modern Daarul Uluum Lido mencerminkan semangat kesederhanaan dan kerja keras mulai dari bangunan sederhana, fasilitas yang terbatas, hingga menu makanan yang minimalis adalah keseharian yang biasa dijalani oleh para Santri. Namun, dalam keterbatasan tersebut terpancar semangat disiplin dan kebersamaan. Setiap Santri menjalani harinya dengan jadwal yang padat mulai dari pagi hingga malam, mereka terlibat dalam berbagai kegiatan mulai dari ibadah, belajar, hingga aktivitas sosial. Bagi para Kanisian, melihat bagaimana para Santri menjalani hidup dengan penuh dedikasi menjadi pengalaman yang menyentuh. Kehidupan yang terstruktur dengan nilai-nilai Islami yang kuat memberikan wawasan baru tentang bagaimana agama menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

Pelajaran toleransi tidak berhenti pada interaksi sehari-hari dimana sebelum kegiatan Ekskursi dimulai, para Kanisian mengikuti seminar dari tokoh-tokoh lintas agama seperti Bhante Kamsai, Inaya Wahid, dan Mattheo Singgih. Ketiga tokoh tersebut menekankan pentingnya keberagaman sebagai sebuah aset bangsa yang harus dirayakan, bukan dijadikan alat pemisah. Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 Pasal 29 mengenai penjaminan kebebasan beragama bagi setiap warga negara. Interaksi langsung di pesantren semakin memperkuat pemahaman akan pentingnya penghargaan terhadap nilai perbedaan. Dengan menjalani rutinitas bersama para Santri, para Kanisian belajar bahwa toleransi bukan hanya tentang menghormati, tetapi juga tentang berusaha memahami serta menjalin hubungan yang baik dengan sesama.

Pengalaman Ekskursi ini meninggalkan kesan mendalam bagi para Kanisian, toleransi bukan lagi sekadar wacana, melainkan sebuah tindakan nyata yang mereka alami sendiri. Dalam keberagaman terdapat kekuatan yang mampu memajukan bangsa, jika kita mau merangkulnya dengan hati yang terbuka. Sebagai generasi muda, kita harus belajar bahwa perbedaan bukanlah ancaman, tetapi peluang untuk tumbuh bersama. Toleransi membawa keberhargaan dalam perbedaan dan akan menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan bijaksana. Dengan semangat ini, Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat, bersatu dalam keberagamannya, dan terus melangkah kedepan sebagai contoh harmoni bagi dunia. Toleransi tidak dapat dipandang sebagai tanggung jawab individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Dalam dunia yang semakin terhubung, keberagaman adalah kekayaan yang tak ternilai secara material. Sudah saatnya kita merayakan perbedaan dan menjadikannya anugerah ini sebagai landasan bagi kemajuan bersama karena dengan toleransi, kita bisa memastikan bahwa bangsa ini tetap menjadi rumah bagi semua orang apa pun latar belakangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun