Mohon tunggu...
Rafi Puji Hamdani
Rafi Puji Hamdani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Orang biasa yang mencoba menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Nenek, Rumah Semua

28 September 2022   21:20 Diperbarui: 28 September 2022   21:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu kala dimana terdapat hari yang cukup cerah yang pada saat itu umurku masih dua belas tahun sedang menimba ilmu di sekolah menjalani kehidupan sekolah yang biasa aja lalu pulang ke rumah dan mendapat kabar bahwa hari Jum'at keluargaku mengajak sekeluarga untuk pergi ke rumah nenek yang berada di Solo,Jawa tengah. 

Aku yang sepulang sekolah hanya termenung tiba tiba semangatku membara bagaikan api yang berkobar. Ayah dan ibu ku yang melihat diriku meronta-ronta kegirangan hanya bisa tertawa sambil tersenyum, Adikku yang kebetulan masih kecil hanya bingung melihat tingkahku yang tidak bisa diam. Kemudian ayahku bilang bahwa berangkat nya pukul lima dini hari dan menyuruh ku agar segera tidur sesudah sikat gigi dan shalat isya, aku pun menuruti perintah ayah ku dan segera lekas tidur. 

Keesokan harinya ibu membangunkan ku dan adikku dan menyuruh untuk siap siap berangkat setelah shalat subuh. Setelah semua beres dan mengecek barang kami semua akhirnya berangkat, kami semua mengendarai mobil dan kebetulan barang barang yang dibawa muat dibagasi perjalanan yang panjang pun dimulai.

Di sepanjang jalan yang cukup menenangkan terlihat kendaraan yang lalu lalang dari berbagai daerah. Kami yang tidak melewati jalan tol lebih memilih jalan antar kampung karena sangat mengambarkan pulang kampung. Di sepanjang jalan perjalanan yg indah lama lama mulai terlihat membosankan ditambah cuaca yang cukup panas, karena itu kami istirahat di masjid dan mencari makan untuk mengisi perut yang kosong. Setelah mencari makan kami semua melanjutkan perjalanan di teriknya panas matahari. 

ada pukul tiga petang kami akhirnya tiba di kota solo, kami disambut dengan damai nya kota solo, banyak sekali jajanan pinggir jalan yang menggoda, tapi kami lebih memilih melanjutkan menuju rumah nenek yg terletak di kabupaten Boyolali sambil melihat pemandangan sawah dan gunung Merapi yang terlihat sangat dekat serta suara serangga sore hari yang memulai terdengar keberadaannya, tak hanya itu mobil kami yang berplat nomor D cukup menyita perhatian karena di sana hanya ada plat nomor AD, walaupun begitu warga warga solo tetap ramah.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba kami semua akhirnya tiba di rumah nenek. Terlihat sosok nenek yg sedang menunggu di teras rumah serta tetangga yang berkumpul menunggu kedatangan kami. Kami disambut bak raja yang sedang mengunjungi rakyatnya. Kami saling bertukar salam dan pelukan karena lama tak jumpa, lalu kamu disambut rumah usang nenek yang sangat kental adat Jawanya. Ayah ku terlihat asik berbincang dengan yang lain sedangkan ibu dan adikku langsung tertidur pulas karena kecapekan di perjalanan. Aku hanya kebingungan melihat ayah berbincang dengan yang lain menggunakan logat Jawa. "Sini ngobrol ngerti gak bahasanya" seru ayahku sambil tertawa-tawa dengan yang lain. Akhirnya aku lebih memilih jalan jalan sambil melihat pemandangan sore hingga waktu Maghrib Tiba. Adzan Maghrib berkumandang anak anak masjid terlihat mulai pergi ke masjid sambil membawa tas, lalu ayahku mengajakku ke masjid, terlihat suasana anak anak yang pergi mengaji ke masjid yang menggambarkan suasana kampung yang sebenarnya. Setelah pulang nenekku menyuruh kami semua untuk istirahat karena besok keluarga dari daerah lain akan datang. 

Esok hari pun tiba aku yang baru bangun langsung bergegas mandi karena akan ada keluarga lain yang akan datang. Tak lama kemudian pukul sembilan keluarga dari Semarang datang dan langsung tegur sapa dengan ayah dan ibu ku, tak lupa foto bareng pun dilakukan agar mendapat kenangan. Selang satu jam kemudian keluarga dari Sumatra baru datang dan bertegur sapa dengan semua. Lalu acara puncak pun datang kami semua makan bersama dengan keluarga besar, "sungguh meriah sekali" ucapku. Tak lupa sesudah makan bersama kami semua foto bersama dengan cukup meriah. 

Setelah cukup kenyang dan meriah semua keluargaku tiba tiba pada tidur pulas ada juga yang sambil merokok sambil ngobrol, "Wis kenyang, malah turu" celetus ayahku. Malam lagi pun tiba keluarga Semarang ingin berpamitan ke semua orang untuk pulang lalu semua saling bersalaman. Tiba tiba "nih buat jajan" seru keluargaku dari Semarang. Denga senang aku mengucapkan terimakasih, ibu ku pun tak lupa mengucapkan terimakasih sambil malu. Kami semua pun berpamitan dengan keluarga Semarang yg pulang pada pukul 7 malam. Lalu seru ayahku aku disuruh tidur karena besok pagi sudah pulang. Dalam Hati aku cukup kecewa karena pulang yang terlalu cepat karena aku masih betah denga suasan di sini, tapi aku memahami bahwa Senin sudah seharusnya untuk kembali ke sekolah. Lalu aku pun tidur di malam terakhir di Jawa. Esok hari pun tiba, pada pukul delapan pagi kami sudah siap untuk pulang ke rumah suasan sedih pun tercipta, terlihat air mata nenek yang menetes melihat kami semua akan pulang. Lalu aku dan adikku memeluk nenekku agar tak bersedih lagi. Tak lupa nenek memberi aku dan adikku uang jajan karena telah menemani nenek di Jawa. Kami pun berpamitan dengan nenek dan keluarga dari Sumatra. 

Perjalanan pulang pun dimulai dan terlihat semua sudah sangat lelah karena cukup lama di Jawa. "Pak, lain kali ke Jawa lagi ya rame banget jadi betah lama lama" seruku. "Iya,nanti kapan kapan kesini lagi". Dengan senang aku tersenyum sambil melihat pemandangan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun