Mohon tunggu...
R FERY NUGROHO LISTIO RAHAYU
R FERY NUGROHO LISTIO RAHAYU Mohon Tunggu... -

SAYA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YANG SANGAT INGIN MENJADI SESUATU YAG BERGUNA UNTUK BANGSA NEGARA DAN AGAMA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Awas ! Waspada dengan Pemimpin yang Korupsi...

30 Desember 2013   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:20 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh.R Fery Nugroho Listio Rahayu

(13410684) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta, Indonesia yang berdemokrasi sangat membutuhkan sebuah pemimpin yang benar-benar dapat memajukan martabat bangsa ,bersih,dan steril dari niat potensi korupsi.

Tidak lama lagi ,pada 9 april 2014 demokrasi akan benar-benar dipraktikkan dalam Pemilu,disini rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam Negara karena semua nasib  calon-calon pemimpin bangsa  dipegang oleh Rakyat. Maka,disini kita harus benar-benar mengamati calon pemimpin sebelum kita memilih pemimpin yang ideal saat Pemilu.

Memang problematika di Indonesia yaitu kemiskinan,Kebodohan,Konflik,dan yang paling menonjol dipimpinan kita yaitu Korupsi.

Korupsi sudahlah menjadi sesuatu yang sangat sering terdengar di media tanah air tentang pemimpin-pemimpin pemerintahan.Tentu saja Ini semua adalah problematika Negara yang harus kita atasi bersama.Data yang kami terima dari badan statistik Komisi pemberantasan korupsi, KPK per 30 november 2013 selama tahun 2013 telah melakukan penyelidikan 76 perkara, penyidikan 66 perkara, penuntutan 34 perkara, inkracht 34 perkara, dan eksekusi 40 perkara. Itu bukanlah pelanggaran yang sedikit karena setiap kasus koruptor benar-benar merugikan negara bermilyaran rupiah yang seharusnya menjadi Hak Warga Negara.

Nah,Apa  itu Korupsi ? Menurut hukum di Indonesia Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalah gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Ini semua telah di atur di RUU TIPIKOR (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001).

Menurut beberapa pakar yang di ungkapkan oleh Dosen Fakultas hukum Universitas Islam Indonesia Bp.Ari Wibowo SHI.SH.MH,perlu kita ketahui penyebab korupsi bisa terjadi karena beberapa hal yaitu

1.karena gangguan jiwa spriritual

2.lemahnya kontrol keluarga

3.krisis hakekat diri,peran dan akhir perjalanan hidup(ukhrowi)

4.pengaruh praktik politik yang serba halal(permisif)

5.Ekses         moral perselingkuhan elit politik busuk dan bisnis hitam,

6.Wujud berburuhan kekuasaan demi kekayaan semata,

7.lemahnya kekuatan moral dan kontrol masyarakat terhadap kekuasaan,

8.kekurangan pendidikan berakhlak,

9. krisis moral aparat penegak hukum

Ada juga pendapat dari ketua Komisi Yudisial RI  Dr.Suparman Marzuki S.H.,M.si. Bahwa korupsi bisa terjadi karena kurangnya kesejahteraan kepada pejabat sehingga mudahnya terpengaruh ke hal yang ilegal untuk mendapatkan penghasilan yang lebih untuk mencukupi kebutuhannya. Misal saja Seorang Hakim yang memang pekerjaannya sangat berat yang bekerja rela di asingkan seorang teman demi suatu keadilan di Indonesia hanya mencapai dibayar 20 juta lebih sedangkan di Singapura bisa mencapai 450 juta untuk seorang hakim sehingga sangat kecil rasa keinginannya untuk menerima yang bukan menjadi Haknya.

Nah, disini mempunyai kesimpulan bahwa korupsi bisa terjadi dengan berbagai sebab dan alasan. Tapi,ini terjadi karena watak seorang calon pemimpin . Kita harus pintar-pintar memilih calon yang akan memimpin Bangsa dan Negara . Adapun ciri-ciri pemimpin yang ideal untuk masa depan yang lebih baik . Apakah itu?

1.Pemimpin yang memiliki akidah beragama yang kokoh.

2.Toleran sehingga tercipta kedamaian.



3.Kerja-sama dalam menghadapi persoalan yang kompleks.

4.Jujur dan Amanah sehingga tidak korup.

5.Terbuka akan saran kritik yang konstruktif.

6.Tidak reaksioner dan beku pikiran agar tepat dalam memutuskan sesuatu.

7.Tidak mementingkan kelompoknya saja .terlebih memunculkan fanatisme kelompok.

Timbul lagi pertanyaan , Bagaimana mengetahui watak seorang pemimpin jika kita tidak pernah bertemu dengan calon pemimpin? Jawabannya adalah kita dapat mencari informasi dari media-media massa . Selain di media masa juga terdapat file profil lengkap para calon pemimpin yang terdapat di www.kpu.go.id.

Sering kita di uji keimanannya disaat mendekati pemilu, banyak para calon pemimpin dan calon legislatif memakai cara yang kurang sehat untuk meraih kursi jabatan,salah satu nya Money Politic yang di artikan membeli suara kita dengan uang. Jangan mau kita di bodohi oleh mereka ! karena suara anda tak ternilai harganya . Satu suara saja dapat merubah kehidupan warga negara Indonesia  menjadi lebih baik. Perlu kita pahami bahwa money politic juga merupakan korupsi . Nah,bisa kita pikir baik-baik “Pejabat belum jadi pun berani suap menyuap Apalagi sudah jadi ? Bisa merajalela !”

AYO !!!!!!  SUARAMU UNTUK  INDONESIA  MAJU !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun