Mohon tunggu...
Rahuli Febrianda
Rahuli Febrianda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis novel Eskalasi dan Nathan Lika-liku hidup

Menuliskan apa yang sedang terpikirkan agar bisa bermanfaat bagi yang berjodoh.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jatuh Sebelum Bangun

19 September 2024   13:54 Diperbarui: 19 September 2024   14:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, aku merenung tentang perjalanan hidup yang sering kali tidak semulus yang diharapkan. Di balik setiap langkah yang kita ambil, selalu ada kemungkinan terjatuh. Namun, dalam setiap jatuh, ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar rasa sakit atau kegagalan. Ada pelajaran yang hanya bisa kita pahami setelah merasakannya sendiri---sebuah pelajaran tentang ketabahan dan kekuatan.

Jatuh, bagi banyak orang, mungkin terasa seperti akhir dari segalanya. Seperti dunia yang tiba-tiba gelap dan semua mimpi yang dulu begitu dekat terasa menjauh. Saat terjatuh, rasanya sepi, sendirian, dan mungkin ada suara di dalam kepala yang berkata, "Mungkin kamu tidak akan berhasil." Namun, di situlah letak keajaiban dari jatuh---kesempatan untuk menemukan kekuatan yang sebelumnya tak pernah kita sadari ada.

Kekuatan untuk bangun tidak datang dalam sekejap. Ada jeda, sebuah ruang di antara kejatuhan dan kebangkitan yang mungkin terasa lama, tetapi di sanalah kita belajar arti sebenarnya dari tekad. Bangun dari sebuah kejatuhan bukan hanya soal berdiri kembali, tetapi soal menerima bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih berani.

Aku mulai memahami bahwa setiap kejatuhan membawa janji baru---janji bahwa harapan tidak pernah benar-benar mati. Ketika kita bangun, kita tidak lagi sama. Kita bangkit sebagai pribadi yang lebih tegar, yang telah melewati badai dan menyadari bahwa kita memiliki kekuatan untuk terus maju. Langkah-langkah yang kita ambil setelah bangkit tidak hanya membawa kita lebih dekat pada tujuan, tetapi juga menjadikan kita seseorang yang lebih kuat dari sebelumnya.

Jadi, di antara segala keterpurukan yang mungkin aku alami, aku mencoba mengingatkan diriku: jatuh adalah bagian dari perjalanan. Bukan akhir, melainkan awal dari babak baru. Setiap luka yang kurasakan hanyalah bukti bahwa aku berjuang, dan setiap kali aku bangun kembali, aku tahu bahwa aku lebih kuat daripada yang pernah kubayangkan.

Dan begitulah hari ini aku menulis ini, sebagai pengingat untuk diriku sendiri. Jika suatu hari aku kembali terjatuh, aku akan membaca ini dan tahu bahwa aku akan bangkit lagi. Sebab jatuh adalah jalan menuju kebangkitan, dan setiap kebangkitan membawa harapan yang baru.

---

**Disclaimer**: Artikel ini adalah refleksi pribadi dan bertujuan sebagai inspirasi berdasarkan pengalaman dan pemikiran penulis. Meskipun tulisan ini mencerminkan pandangan penulis tentang bagaimana menghadapi kegagalan dan bangkit kembali, setiap individu mungkin memiliki cara dan proses yang berbeda dalam mengatasi tantangan hidup. Harap diingat bahwa tidak ada solusi tunggal yang sesuai untuk semua orang, dan jika Anda menghadapi situasi yang berat, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional atau pihak yang tepat untuk mendapatkan dukungan yang lebih spesifik dan sesuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun