Mohon tunggu...
Rahuli Febrianda
Rahuli Febrianda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis novel Eskalasi dan Nathan Lika-liku hidup

Menuliskan apa yang sedang terpikirkan agar bisa bermanfaat bagi yang berjodoh.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berdamai dengan Keinginan yang Tak Kunjung Terwujud

18 Agustus 2024   08:47 Diperbarui: 18 Agustus 2024   08:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pagi itu, sebelum benar-benar bangun tidur, aku bermimpi tentang hal yang paling aku inginkan dalam hidup ini. Di dalam mimpi, rasanya seperti semuanya akan segera terwujud. Aku bangun dengan perasaan penuh harap, berpikir bahwa mungkin, kali ini, keinginanku akan benar-benar menjadi kenyataan.

Tapi hari-hari terus berlalu, dan tanda-tanda yang kutunggu-tunggu tak juga muncul. Sudah sekian lama aku menanti, tapi rasanya yang kutunggu semakin jauh dari jangkauan. Perasaan sedih dan kecewa mulai menyelimuti, terutama karena keinginan ini bukan hanya sekadar keinginan biasa. Ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk ketenangan jangka panjang dalam hidupku.

Aku bingung bagaimana harus menanggapi perasaan ini. Menunggu dengan harapan yang tak kunjung terpenuhi itu melelahkan, dan semakin lama, semakin sulit rasanya untuk tetap optimis. Aku mencoba mencari cara untuk tetap tenang dan bersabar, tapi kadang-kadang perasaan itu terlalu kuat untuk diabaikan.

Di sisi lain, aku tahu bahwa hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. Mungkin, aku perlu mencari cara lain untuk menemukan ketenangan yang kuinginkan, meskipun itu berarti melepaskan harapan yang telah lama kugenggam. Tapi untuk saat ini, aku hanya bisa terus menunggu dan berharap, sambil mencoba menemukan kedamaian di tengah ketidakpastian.

Di tengah-tengah semua kebingungan dan kekecewaan ini, aku mulai bertanya-tanya apakah mungkin ada pelajaran yang bisa diambil. Mungkin hidup sedang menguji kesabaranku, atau mungkin aku harus belajar untuk melepaskan sesuatu yang berada di luar kendaliku. Tapi jujur saja, itu semua lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Setiap kali aku mencoba untuk meyakinkan diriku bahwa semuanya akan baik-baik saja, selalu ada rasa khawatir yang kembali muncul. Rasa takut kalau-kalau apa yang kuinginkan tak akan pernah menjadi kenyataan. Dan itulah yang paling menyakitkan---rasa tidak pasti itu.

Namun, aku sadar bahwa terus-menerus meratapi keadaan tidak akan membawaku ke mana-mana. Jadi, aku mencoba mengalihkan fokusku ke hal-hal lain, mencari kebahagiaan dalam hal-hal kecil, dan mungkin, sedikit demi sedikit, menemukan ketenangan yang kurindukan. Mungkin aku belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku bisa mencoba membuat hari ini lebih ringan untuk dijalani.

Aku juga mulai berpikir, mungkin ketenangan yang kucari bukan hanya tentang mendapatkan apa yang kuinginkan, tapi lebih kepada bagaimana aku belajar menerima kenyataan. Menerima bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai rencana, dan mungkin, itu tidak apa-apa.

Untuk saat ini, aku hanya akan terus berjalan maju, langkah demi langkah. Menunggu, berharap, dan mencoba untuk tetap tenang di tengah segala ketidakpastian ini. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, keinginan itu akan terwujud. Tapi jika tidak, setidaknya aku tahu bahwa aku telah berusaha untuk berdamai dengan diriku sendiri.

Di tengah semua ketidakpastian yang kita hadapi, penting untuk diingat bahwa tidak apa-apa merasa kecewa atau sedih ketika harapan belum terwujud. Namun, jangan biarkan perasaan itu menguasai dirimu. Cobalah untuk tetap tenang dengan menerima bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali kita, dan fokuslah pada apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk menciptakan sedikit kebahagiaan. Kadang-kadang, ketenangan bukanlah hasil dari mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi dari belajar untuk berdamai dengan keadaan dan menemukan kedamaian di dalam diri, meskipun keadaan belum berubah.

Jadi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun