Lanjut lagi tentang VGMC dan bisnis scam berbalut penawaran saham pra-IPO.
Pertanyaan-pertanyaan berikut harus anda ajukan kepada setiap orang yang menawarkan saham pra-IPO kepada anda:
1. Berusaha menghindari diri dari penawaran menggebu-gebu untuk membeli saham pra-IPO. Saat anda didekati seseorang yang menawarinya investasi seperti ini, anda harus bertanya, “Mengapa anda datang kepada saya untuk menawarkan peluang investasi yang begitu menggiurkan? Mengapa anda tidak menikmati peluang tersebut bagi diri anda sendiri?” Jika mereka hanya mengatakan ingin berbagi kesuksesan dengan anda, maka itu jelas mengherankan.
2. Waspadai bujuk-rayu yang digunakan. Rayuan “maut” mereka selalu janji return yang sangat luar biasa dalam jangka pendek. Sebagai perbandingan, bunga bank saat ini maksimum 6% per tahun—dan bahkan bisa lebih rendah lagi mengingat kelesuan ekonomi saat ini. Umumnya, penawaran saham pra-IPO tersebut menjanjikan return yang sangat jauh di atas bunga bank. Jika direnungkan lebih dalam, maka kita seharusnya tidak percaya dengan janji tersebut karena dengan bunga bank yang hanya 6% setahun sementara mereka memberikan “bunga” kepada investor di atas bunga bank. Artinya, perusahaan tersebut justru mencari dana yang lebih mahal—jelas tidak masuk akal.
3. Investor harus memeriksa siapa orang-orang yang mengelola bisnis tersebut. Kita harus tahu siapa saja yang menjadi manajer dan komisaris, termasuk riwayat hukum mereka. Investor seharusnya bertindak layaknya bank yang memberikan kredit. Sebuah bank tidak akan memberikan dananya sebelum mereka memeriksa calon krediturnya. Oleh sebab itu, investor harus sangat-sangat berhati-hati menyerahkan sejumlah uangnya kepada orang yang tidak jelas riwayatnya. Di banyak situs investasi pra-IPO yang penulis periksa, informasi tentang siapa pengelola perusahaan penerbit sekuritas itu sangat minim. Jika pun nama seseorang dicantumkan di sana, informasi terbaik yang bisa diakses adalah akun Facebook atau Twitter atas nama orang tersebut atau hanya berita-berita sehubungan dengan kegiatan orang tersebut di dalam jamuan makan malam yang diadakan oleh perusahaan tersebut dan dimuat juga di situs-situs yang berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Sebagai perbandingan, anda jauh akan lebih mudah mendapatkan informasi tentang riwayat penulis sendiri dibandingkan dengan para direktur perusahaan-perusahaan yang menawarkan saham pra-IPO tersebut—padahal mereka mengklaim diri sebagai perusahaan dunia dan sedang berkembang pesat.
4. Calon investor harus memanfaatkan kemewahan abad ini yaitu mesin pencari di internet untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang perusahaan, keamanan sekuritas atau saham yang ditawarkan, dan reputasi manajer dan perusahaan itu sendiri. Penulis mendapat informasi bahwa kebanyakan investor yang telah berinvestasi pada saham pra-IPO bukanlah pengguna internet yang aktif yaitu orang-orang yang hanya memanfaatkan internet untuk mengakses media sosial saja hingga orang-orang yang sama-sekali tidak mengenal internet.
5. Jangan pernah terlena dengan status sosial orang yang menawarkan saham pra-IPO kepada anda. Dengan sangat sedih dan prihatin saya mendapat informasi bahwa orang-orang yang sedang merekrut downliner itu bisa penggiat pengkajian religius, ada yang berasal dari keluarga terpandang di kota tertentu, atau bahkan keluarga dari pejabat di kota tertentu. Waspadai juga modus operandi perekrutan melalui acara makan malam gratis, bantuan kelahiran, bantuan bencana, dll.
Sleman, 19 September 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H