Di suatu pagi yang cerah aku berasa di sekolah untuk belajar. Namaku adalah Alysa, aku adalah murid yang jelek dan sering menjadi ejekan. Aku mengidap penyakit gagal ginjal studium akhir. Aku takut akan meninggalkan keluarga tercintaku. Setiap hari aku berdoa kepada Tuhan semoga aku bisa hidup lebih lama sampai dewasa. Aku juga minum obat dari dokter. Serta makanan yang bergizi. Suatu waktu, saat pelajaran olahraga kepalaku terasa pusing, tapi aku menahannya saat lari dibawah matahari kepalaku terasa semakin pusing. Tak terasa darah mengucur dari hidungku. Lalu aku tak ingat apa apa. Setelah aku sadar, kepalaku masih terasa pusing dan aku berasa di UKS. oh Tuhan apa yang terjadi padaku? pikirku.
      Aku melihat bunda datang, dan ia berkata,
"Kamu tidak apa - apa sayang?"
"Aku tidak apa-apa bunda." Jawablu dengan tersenyum. Kini, aku jarang masuk sekolah. Kepalaku sering sekali pusing. Aku juga sering mimisan. Rambutku kini mulai rontok. Aku sangat sedih karena aku tahu itu artinya sebentar lagi aku akan meninggalkan dunia ini. Aku sayang keluarga ku dan aku sayang teman - temanku.
        Sekarang aku berada di rumah sakit. Aku sedang menjalankan pengobatan. Rasanya sakit sekali, rasanya ingin menjerit sekeras kerasnya, tapi itu juga demi kebaikanku. Sekarang aku di rawat inap. Rasa itu bercampur, aku akan meninggalkan dunia ini. Penyakit ini sudah menggerogoti tubuhku. Gagal ginjal ku sudah stadium akhir. Aku hanya bisa pasrah saja. Aku tahu malaikat maut pasti akan menjemputku tahun ini juga bahkan mungkin hari ini.
       Ku putuskan menulis surat kepada orang yang aku kenal selagi masih mampu. Napasku terasa berat, aku tak sanggup menulis surat untuk temanku, tanganku mulai bergetar,  ku putuskan untuk menyudahi surat ini. Saat semua menjengukku,  kepalaku terasa berat, napasku tak teratur,jantungku berdetak kencang, Aku tersenyum kepada mereka semua.  Aku berkata, "Maa... Aafff... Kann... Aa.. Kuu... Se... Muu.. Aaa" Dengan terbata bata dan lambat.
       Aku rasa aku akan menghadapi sakaratul maut, aku mengucapkan kalimat syahadat dan menghembuskan napas terakhirku.  Walaupun hadapan ku ingin hidup lebih lama tidak terwujud, aku ikhlas menerima takdir Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H