Mohon tunggu...
Rifqi Firdaus Alfarizi
Rifqi Firdaus Alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UM

‮‮‮ ‮

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Mahasiswa: Varian Rasa Vegetarian UMKM Lempeng Desa Purworejo

11 Mei 2023   14:00 Diperbarui: 11 Mei 2023   13:58 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang - 

Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Membangun Desa/KKN-T adalah rangkaian program merdeka belajar yang diharapkan dapat mengasah soft skill kemitraan, kerja sama tim lintas disiplin/keilmuan, dan kepemimpinan mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah desa atau masyarakat. Kegiatan MBKM Membangun Desa atau KKN-T di Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, sejak 25 Januari hingga 12 Mei 2023. Berkaitan dengan kegiatan tersebut, para mahasiswa diberikan tugas untuk melakukan kegiatan pengabdian dan pengembangan/inovasi berupa Program Kerja dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang tersedia. 

Ngantang, terutama desa Purworejo merupakan sebuah kecamatan yang memiliki potensi Sumber Daya Alam yang sangat besar yang dapat dilihat dari banyaknya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memanfaatkan sumber daya tersebut, salah satunya adalah Kerupuk Lempeng yang banyak di produksi di Dusun Pakan (salah satu dusun di desa Purworejo). Banyaknya singkong yang tumbuh di desa Purworejo ini menginspirasi masyarakat Dusun Pakan untuk mengolah singkong tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual, salah satunya adalah Lempeng yang terbuat dari adonan tepung singkong. 

Produk ini disebut Lempeng atau kerupuk Lempeng karena proses pembuatannya yang menggunakan loyang sehingga adonan berbentuk tipis atau lempeng yang artinya gepeng. Lempeng biasanya dijual dalam bentuk mentahan siap goreng dalam jumlah banyak yang dikumpulkan oleh pengepul yang mengumpulkan Lempeng mentah sudah jadi dari UMKM dan kemudian akan dijual di pasar atau daerah lainnya (Seperti: Pasar Ngantang, Pujon, Malang, dan wilayah sekitar lainnya). Alasan kerupuk lempeng dijual dalam bentuk mentahan karena lebih mudah, tidak menyita waktu, dan kurangnya inovasi/ide dalam mencoba hal baru. 

Dalam proses pelaksanaan Program Kerja tersebut perlu dilakukan proses pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi dilakukan dengan berdiskusi dengan anggota Karang Taruna Dusun Pakan dan salah satu pengusaha Lempeng. Berdasarkan wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa pemberian rasa tertentu pada Lempeng lebih menarik perhatian pembeli, hal ini karena Lempeng biasanya terbuat dengan rasa yang original Selain itu di Dusun Pakan biasanya setiap UMKM mempunyai rasa original tersendiri sehingga banyak yang tidak ingin mencoba pemberian rasa baru. Berdasarkan beberapa informasi tersebut dipilihlah untuk melakukan inovasi dengan pemberian rasa baru. 

Kegiatan dilakukan di rumah Bu Lik salah satu UMKM Lempeng, dimulai dari proses pengambilan data, penjelasan, pembuatan dan evaluasi. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi dan mewawancarai apa saja yang menjadi kekurangan dalam membuat kerupuk lempeng, kemudian memikirkan varian apa saja yang sekiranya cocok untuk dipadukan dengan kerupuk lempeng original. Varian rasa yang dipilih adalah yang tetap menggunakan bahan vegetarian atau dari bahan non kimiawi dan non daging/ikan. Varian rasa/bahan ini dipilih untuk mempertahankan salah satu keunggulan lempeng yang terdiri bahan bahan alami dan dipilih karena tampilan akhir lempengnya akan terlihat berbeda. Hal ini berbeda dengan inovasi-inovasi sebelumnya yang menggunakan rasa seafood seperti udang, ikan dan cumi. Adapun varian yang dipilih adalah varian rasa Wortel, Rumput Laut, dan Cabai/Pedas. Rencana ini pun diberi respon positif dan hangat oleh Bu Lik ketika proses berdiskusi dan dalam proses penjelasan program kerja. 

Bahan bahan yang diperlukan dalam membuat kerupuk lempeng ini adalah Tepung Singkong, Air, Tepung Tapioka, Ketumbar, Penyedap rasa (Garam dan Gula), Seledri, dan Bawang putih. Ditambah dengan bahan yang diperlukan untuk varian rasa terbaru berupa Wortel, Bubuk Rumput Laut kering, dan Cabai Merah. 

Proses pembuatan Kerupuk Lempeng dimulai dengan yang singkong dikupas dan dicuci bersih. Kemudian diselep tipis-tips dan dijemur dalam beberapa hari hingga kering. Singkong yang telah kering kemudian dihaluskan hingga halus menjadi tepung singkong. 

Selanjutnya, Tepung Singkong tersebut dicampurkan dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan sebelumnya di dalam wadah. Kemudian campuran tersebut diaduk dan diberi air agar berbentuk adonan. Adonan tersebut kemudian dituang dalam loyang aluminum dalam panci berisi air mendidih dan dikukus hingga matang. Setelah itu, hasil kukusan tersebut dijemur dibawah terik matahari hingga cukup kering, kemudian lempeng tersebut dipotong dan dijemur lagi hingga benar-benar kering. Proses pengeringan kerupuk lempeng ini 1-2 hari jika cuacanya panas. Namun, jika cuacanya mendung atau sampai hujan maka proses penjemuran bisa sampai berhari-hari. Setelah lempeng kering, lempeng tersebut pun siap untuk digoreng. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Setelah lempeng-lempeng tersebut kering dilakukan proses pengemasan agar lempeng-lempeng tersebut dapat disimpan dengan awet. Tidak lupa beberapa lempeng dicoba terlebih dahulu dengan menggoreng beberapa lempeng untuk meminta pendapat dari Bu Lik dan keluarga. Kelompok KKN juga turut mencoba lempeng-lempeng tersebut. Tanggapan keluarga Bu Lik positif dan mengatakan bahwa lempeng tersebut enak dan rasa yang dipilih telah sesuai dengan rasa Lempeng originalnya, selain itu penampilan lempeng terlihat lebih menarik. Inovasi ini dirasa dapat meningkatkan minat terhadap Lempeng. 

Rasa Wortel - Dokumentasi Pribadi 
Rasa Wortel - Dokumentasi Pribadi 

Rasa Rumput Laut - Dokumentasi Pribadi 
Rasa Rumput Laut - Dokumentasi Pribadi 

Rasa Cabai/Pedas - Dokumentasi Pribadi 
Rasa Cabai/Pedas - Dokumentasi Pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun