Virus Corona Covid-19 saat ini telah berimbas bagi pendidikan di Indonesia. hal ini telah diakui oleh (UNESCO) pada kamis (5/3) bahwa wabah Virus Corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya diseluruh dunia dan mengancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
Sejak Presiden Joko widodo mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada (2/3), Jokowi mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah demi menekan penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia. “saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah” ujar jokowi dalam konferensi pers di istana bogor, jawa barat Minggu (15/3).
Jokowi meminta masyarakat Indonesia untuk melakukan social distancing untuk mencegah penyebaran Virus Corona, Upaya untuk mencegah, menahan, atau memperlambat penularan corona yaitu dengan social distancing. Sejak diberlakukannya Social distancing memberi imbas bagi pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendukung kebijakan pemerintah daerah untuk meliburkan sekolah karena penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
“Dampak penyebaran COVID-19 akan berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Kami mendukung kebijakan (meliburkan sekolah) yang diambil pemda,” ujar Nadiem seperti dikutip Antara, Minggu (15/3). Maka hal itulah yang menjadi alasan instansi pendidikan meliburkan sekolah selama 14 hari yang diganti dengan belajar dirumah.
Untuk belajar dirumah, Instansi pendidikan mengalih pertemuan kelasnya dengan pertemuan daring ataupun tugas rumah guna meminimalisir pertemuan satu sama lain disuatu ruangan yang sama dalam jarak yang dekat serta menghindari kerumunan.
Persekolahan mengganti pertemuan kelas dengan pemberian tugas rumah kepada murid, pemberian tugas bertujuan agar murid belajar dirumah. Sedangkan di perguruan tinggi, mengalih pertemuan kelasnya dengan pertemuan daring dan tugas daring.
Keluh kesah dirasakan oleh para siswa dan mahasiswa terkait belajar di rumah, para siswa mengeluh akan belajar dirumah dipenuhi dengan tugas rumah yang diberi oleh masing-masing guru terlalu banyak, sedangkan mahasiswa mengeluhkan bahwa pertemuan daring banyak terkendala oleh jaringan Web, teknologi yang kurang memadai, hingga sinyal.
Selain itupula kurang efektifnya belajar dirumah karena mereka belajar otodidak(sendiri), banyak orang tua yang tidak bisa mengajari materi yang ada dibuku, hanya bisa membimbing anaknya saja.
Tujuan belajar dirumah tidak berjalan dengan baik, maka timbulah berbagai masalah, seperti banyak para siswa yang penyalahgunakan belajar dirumah untuk bermain game online, berbelanja, dan bermaen ketempat-tempat keramaian.
Untuk mengupayakan keefektifan belajar dirumah, terkait hal itu pemerintah menindak tegas bagi siswa yang ketauan tidak belajar dirumah, seperti bermaen game online di warnet, belanja di mall dan membuat kerumunan. pemerintah meminta untuk penutupan warnet, hingga mengatur pengoperasian jam buka tempat-tempat keramaian seperti tempat perbelanjaan, dan hiburan.