Mohon tunggu...
Rezza Pahlevi
Rezza Pahlevi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Jika tidak sabar dengan lelahnya belajar, maka bersabarlah dengan perihnya kebodohan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cinta Haruslah Sejati

22 Februari 2016   05:57 Diperbarui: 22 Februari 2016   06:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dekaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu. Itu lah salah satu kalimat syair dari penyair kenamaan Kahlil Gibran. Memang jika berbicara tentang cinta tidak akan mudah dalam mendeskripsikannya, namun jika tidak mengetahui makna cinta maka semua akan percuma, untuk itu marilah sedikit melihat pengertian tentang cinta terlebih dahulu. Cinta menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suka sekali ; sayang benar. Sedangkan menurut Ibnu Arafah, cinta (mahabbah) adalah menghendaki sesuatu untuk meraihnya. Sehingga bisa dikatakan juga bahwa cinta adalah kedekatan.

Jika ditarik dari pengertian-pengertian tersebut tujuan dari cinta tidak lain dan tidak bukan hanyalah semata-mata untuk bertemu kekasih sehingga mendapatkan kelezatannya. Tentu saja kelezatan ini pun hanya akan bisa didapat sesuai dengan tingkat kecintaannya kepada sang kekasih. Maka dari itu cinta sejati lah yang bisa mengeluarkan sepenuhnya tentang kelezatan cinta itu.

Di era sekarang ini jika membicarakan tentang cinta, pastilah tidak bisa diepaskan dengan kaum muda-mudi. Karena merekalah pemeran cinta yang paling menonjol di media-media massa. Bahkan tidak jarang orang tua pun terlena oleh stasiun-stasiun televisi yang menawarkan film-film atau sinetron yang diperankan oleh kaum muda yang bak putri dan pangeran sedang memadu kasih dalam kehidupan nyata. Namun benarkah cinta dalam kehidupan nyata seperti itu? Benarkah bahwa kita tidak bisa hidup tanpa mencintai seseorang? Mengapa cinta begitu diagungkan oleh mahluk yang disebut manusia?
Jika kita melihat media massa, pastilah banyak sinetron, film, bahkan lagu yang daya tarik utamanya adalah cinta. Ini sangat wajar karena cinta berasal dari hati, dimana hati merupakan salah satu penunjuk jalan hidup manusia. Tentu setiap manusia menginginkan jalan hidup yang indah, maka dari itulah mereka terus mencarinya tanpa lelah.

Di dunia ini jika membicarakan tentang cinta, tiba-tiba seolah-olah muncul sebuah vacuum cleaner besar yang menyedot pikiran manusia ke arah cinta yang bebas, cinta yang penuh dengan kehidupan glamor, cinta yang memadu kasih serta bercumbu dengan pasangan yang indah parasnya serta kaya raya, dan kesemuanya hanya dengan pacaran. Itulah cinta era sekarang ini, dimana cinta akan melegalkan hal apapun yang diperbuat oleh setiap pasangan karena cinta itu buta.

Demi sang kekasih seseorang akan rela mengorbankan apapun walaupun terkadang menyusahkan dirinya sendiri, karena di dalam pikiran mereka telah tertanam bahwa cinta itu butuh pengorbanan. Umumnya, lelaki lah yang akan melakukan serangan serta manuver-manuver cinta, sementara perempuan tinggal menerimanya atau menolak manuver-manuver itu, walaupun di beberapa tempat ada yang tidak seperti itu. Sehingga jika telah mengorbankan banyak hal untuk sang kekasih rasanya tidak adil rasanya jika sang pemberi tidak mendapatkan apapun dari kekasih tercintanya, maka sudah sewajarnya disamping pujian dan rayuan juga muncul lah cumbuan, yang dalam hal ini bisa dilakukan tanpa harus ada ikatan resmi karena cinta itu buta. Dan memang bercumbu dengan kekasih itu adalah sesuatu yang nikmat, terlebih jika dilakukan setelah pengorbanan yang panjang untuk bertemu sang kekasih. Ya benar sekali, dalam era ini tidak ‘ afdol’ jika mempunyai kekasih namun tidak pernah bercumbu dengannya. Tentu saja hal ini adalah sesuatu yang sah-sah saja jika melihat banyak tokoh-tokoh atau artis yang mendukung hal seperti ini. Bahkan pacaran yang diartikan sepasang kekasih yang memadu cinta tanpa ikatan perkawinan dapat menunjang prestasi dan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan oleh manusia.

Tapi sadarkah kalian jika semua itu hanyalah khayalan yang akan berujung dengan kepedihan? Bayangkan saja jika kalian membeli sebuah buah apel, ketika akan membeli, penjual telah berkata bahwa buah apel ini manis dan masih fresh, kalian lalu membayangkan memakan buah apel itu dan memang terasa enak, namun ketika kalian akan membelinya tiba-tiba sang penjual berkata bahwa apel itu sudah terjual kepada orang lain. Ini sama halnya dengan kalian yang bercinta dengan lawan jenis dalam ikatan yang namanya ‘pacaran’, kalian telah merasakan indahnya seperti apa namun ketika kalian ingin ikatan ‘pernikahan’ sang kekasih berkata bahwa ‘ kita sudah tidak bisa bersama lagi’ bahkan yang lebih hebat lagi ada yang mengatakan ‘kamu terlalu baik buat aku’ sedangkan si dia telah mengambil banyak kebaikan dirimu.

Dalam Islam apa yang dinamakan cinta merupakan sesuatu yang memiliki derajat tertinggi. Jika cinta merupakan sesuatu yang tertinggi tentu saja ini harus diterapkan kepada sang pemilik segalanya, sang pemilik cinta, yaitu Allah SWT. Jika seseorang telah melakukan semuanya karena cinta kepada Allah, dijamin cerita-cerita hidup kalian akan lebih hidup daripada cerita dalam drama atau sejenisnya karena cinta kepada Allah berarti memadu kasih dengan asal muasal cinta itu sendiri, asal muasal dari segala cerita cinta.

Cinta manusia kepada Allah adalah dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Cinta Allah kepada orang-orang mukmin adalah pujian Allah atas mereka, pahala-Nya atas mereka, ampunan-Nya atas mereka dan anugerah rahmat-Nya atas mereka.

Dikisahkan bahwa seekor unta apabila mabuk, dia tidak mau makan rumput selama empat puluh hari dan apabila dibebankan di atasnya muatan yang berlipat, dia pun akan tetap mengakutnya tanpa mempeduikannya. Jadi jika unta saja bisa melakukan semua itu demi kekasihnya, tidak sanggupkah kita manusia ini melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk demi Allah SWT.

Sesungguhnya seorang kekasih pasti tidak akan menolak jika ada acara untuk bertemu dengan kekasihnya, dan apa pendapat engkau jika Allah adalah kekasih dari segala kekasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun