Profil
Half time officer
Full time writer
Bergabung 20 Februari 2011
Statistik
Label Populer
FOLLOWERS 53
Edy Priyono
https://www.kompasiana.com/edy_priyono
Pekerja peneliti, juga sebagai konsultan individual untuk berbagai lembaga. Senang menulis, suka membaca. Semua tulisan di blog ini mencerminkan pendapat pribadi, tidak mewakili institusi apa pun.
Galvan Yudistira
https://www.kompasiana.com/araivan
Mahasiswa Tingkat Akhir Institut Pertanian Bogor yang sedang sibuk menyelesaikan skripsi. Mempunyai ketertarikan pada teknologi, gadget, pertanian, dan sastra.
Akbar Bahar
https://www.kompasiana.com/akbarbahar
Aku disini, masih terus berdiri pada cita-cita yang sama..takkan mundur walau selangkah hanya karena kehilangan sebagian..selama jiwa ini masih ada kutakkan pernah akan menyerah...inilah ikrarku...(ock_ggh)\r\non twitter : @kbarbahar
Azhar A Gani
https://www.kompasiana.com/azhar67
"sosok lemah yang sedang mencari kepuasan melalui torehan pena" \r\n
Alexander Philiph
https://www.kompasiana.com/alexanderphiliph
“Agama bukanlah candu bagi masyarakat, Agama itu pembenaran akan keyakinan yang telah menjadi tradisi dan budaya. Ketika pembenaran itu bertemu dengan pembenaran yang lain, distorsi bisa saja terjadi yang acapkali kaum minoritas menjadi korban dari pembenaran atas keyakinan itu sendiri, yang belum tentu apakah kenyakinan tersebut bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. (Alexander Philiph Sitinjak)”
-LIA, Lux In Adulescens!! (Cahaya Dalam Anak Muda)-
Karenhapukh
https://www.kompasiana.com/mentawaian
Lulusan pertanian, senang jurnalistik, dan traveling. Analis Ketahanan Pangan.
Harry Van Yogya
https://www.kompasiana.com/harry.van.yogya
Tukang becak di Jln Prawirotaman Yogyakarta\r\nPhone/WA 0895392238235
Topeng
https://www.kompasiana.com/topengtopengmu
Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...
Hartika Arbiyanti
https://www.kompasiana.com/kocom
"Mendengarkan warta berita sama saja dengan menghisap sebatang rokok yang segera kita buang jika habis..."
Milan Kundera, 2000:142