Hai girls, para pencari cinta sejati yang merasa jenuh, lelah, dan muak mencari cinta sejati di dunia nyata dan mulai beralih mencari peruntungan love destiny di dunia maya.
Sayang-sayangku, wanita baik di seluruh dunia terutama di Indonesia, you know, dunia maya itu lebih kejam dibanding dunia nyata. Buaya-buaya online itu lebih jahat, jadi jangan sampai terlena. Cinta itu tidak mudah dan tidak gampang, terlalu gampang diucapkan itu bukan cinta namanya. Ingat ya, Ladies!Â
Aku sengaja membuat blog ini untuk menceritakan kisahku. Tulisan ini sengaja aku tujukan bagi para perempuan berharga di Indonesia agar tak mudah tertipu dan terlena dengan cinta palsu di dunia maya. Untuk meminimalisasi kejahatan yang marak sekarang, scammer sweetheart atau penipuan kencan online yang sangat merugikan secara mental dan finansial korban, terutama perempuan.
Baiklah aku akan menceritakan kisahku tentang scammer sweetheart, penipuan mengatasnamakan cinta. Sebenarnya aku malu dan sekaligus bangga menceritakan ini. Malu karena aku merasa terbodohi dan bangga merasa berhasil untuk tidak tertipu oleh mereka.
Aku mendaftarkan akun di salah satu aplikasi dating, yang mana apps itu banyak diisi pengguna dari berbagai negara selain negara kita sendiri, Indonesia. Dengan visual tampan dan caption yang menarik, kita bisa mengatur umur yang ideal, dari negara mana saja yang kita inginkan, tinggal pilih dengan siapa kita ingin mengobrol.Â
Tentu saja ini menarik, kita bisa pilih yang mana kita suka, segampang itu cari jodoh di dunia maya. Haha. Akhirnya aku berkenalan dengan beberapa pria tampan di sana. Aku hanya iseng, karena aku sedang merasa bosan waktu itu, bosan dengan buaya lokal di dunia nyata. Hahaha
Lalu aku chat dengan beberapa pria. Setelah merasa cocok mengobrol di aplikasi itu, kami memutuskan untuk melanjutkan obrolan aplikasi chat yang biasa digunakan dengan tujuan lebih gampang untuk chatting kapan saja, misalnya WhatsApp/LINE/Kakao. Aku akan menceritakan salah satunya.
Aku berkenalan dengan pria berusia 39 tahun bernama Song Zhang. Sengaja aku publish namanya di sini, barangkali kalian bertemu dengan pria ini. Di aplikasi dating itu profilnya berasal dari Malaysia. Ya, fotonya memang seperti orang Asia.
Dia mengaku, setengah keturunan Malaysia dan setengahnya keturunan Korea. Tapi saat ini dia bekerja di Cyprus, Eropa. Mengaku bekerja sebagai insinyur bagian telekomunikasi, atau bahasa Inggrisnya: Engineer on Telecommunications, biar berasa keren. Haha.
Di awal perbincangan, ya nanya status, pekerjaan, hobi, dan lain-lain. Aku anggap itu hal biasa, tapi ternyata itu cara mereka menggali informasi tentang calon korbannya untuk mengetahui pekerjaan kita layak gak dijadiin target buat mereka.
Lalu beberapa hari kemudian dia mulai berbicara tentang keinginannya menemukan cinta sejati, dengan alasan dia baru tersakiti beberapa tahun yang lalu oleh pasangannya. Dia ingin mempunyai istri yang baik dan punya kehidupan normal layaknya keluarga.