Universitas Esa Unggul Siapkan Ahli Bioteknologi
Universitas Esa Unggul pada tahun lalu membuka jurusan untuk jenjang S1, tujuannya adalah agar semakin banyak generasi muda yang menekuni bioteknologi yang begitu penting. Melihat
pentingnya Bioteknologi ini, maka pada tanggal 30 November 2016 Universitas Esa Unggul mengelar Seminar Nasional yang Bertajuk “Peranan Bioteknologi Bagi Kemajuan Bangsa”.
Seminar di buka oleh wakil Rektor I bidang Akademik, Dr. Ir. Roesfiansyah Rasyidin mewakili Rektor, dilanjutkan sambutan Ketua Panitia seminar sekaligus ketua Prodi Bioteknologi Titta Novianti,S,Si,M, Biomed. Sebagai key note speaker dalam seminar ini yaitu Sekretaris Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswan Prof. Dr. Sutrisno Wibawa, M. Pd, dengan Pembicara I Prof Binbin Bintang dari Kwansei Gakuin University Jepang dengan teleconference langsung tentang perkembangan bioteknologi di Negara Sakura. Pembicara 2, Stela Eka Putri dari Kyushu University, Jepang, dilanjutkan langusng dengan sesi tanya jawab dengan pembicara 1 dan 2 dengan tema Perkembangan Bioteknologi di Jepang.
Pembicara 3, Dr. Rer.nat AB Susanto, MSc dari Universitas Diponegoro. Pembicara 4, Dr. Riza Arief Putranto, DEA dari Puslit Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia. Pembicara 5, Aroem Naroeni, DEA, Ph.D dari Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi FKUI, Pembicara 6, Dr. Etik Mardliyati dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Pembicara 7, Dr. Ir. Hj. Mulyorini R. Hilwan, M.Si dari LPPOM MUI.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat tinggi, sayangnya kekayaan alam yang ada belum optimal dimanfaatkan, terutama di bidang Bioteknologi, hal ini di nyatakan Titta Novianti,S,Si,M, Biomed, Ketua Program Studi Bioteknologi Universitas Esa Unggul, ia menilai hingga saat ini pemanfaatan Megabiodiversity di Indonesia belum optimal. Pemanfaatan kekayaan alam kebanyakan masih konvensional, padahal dengan bioteknologi hasil yang didapatkan lebih banyak dan unggul, contohnya dengan sistem kultur jaringan orang akan cepat mendapatkan hasil yang sebanding dengan menanam dari biji yang harus bertahun tahun menunggu hasilnya, ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Dr. Rer.nat AB Susanto, MSc Deputi Direktur Administrasi SEAMOLEC, bahwa jumlah penduduk di dunia dan Indonesia bertambah, berarti jika hanya mengandalkan bahan pangan konvensional, pertambahan dan kecepatan produksinya tidak seimbang, oleh karena itu harus ada teknologi khusus atau Bioteknologi yang harus bisa menyikapi pertambahan penduduk ini.
Ilmu bioteknologi sangat penting dimasa yang akan datang contohnya Nanoteknologi, sangat dibutuhkan manusia dimasa depan. Di Indonesia pertanyaan klasiknya adalah kelangkaan sumber daya manusia, orang yang menekuni ini khususnya S1 masih menjadi tantangan.
Pada kesempatan yang sama Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Dr. Aprilita Rina Yanti, M Biomed mengupayakan agar generasi muda memiliki semangat untuk menekuni Bidang Bioteknologi ini, karena teknologi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat khususunya Indonesia. Universitas Esa Unggul menjadi tempat yang tepat untuk menimba ilmu di bidang Bioteknologi.
Acara ditutup dengan pembagian kenang kenangan dari panitia serta tanya jawab dengan pembicara serta pembagian doorprize.
(Sumber)