Universitas Airlangga lolos pendanaan nasional. Tim PKM ini beranggotakan  Yesyi Lestari, Rezky Ari Putra, dan Alifa Jeanny Camila dengan bimbingan dosen Almando Geraldi, Ph.D. Yesyi sebagai ketua tim mengusung tajuk BIOSURE, Biosurfactant for Bioremidiation, dengan inovasi biosurfaktan bakteri yang berasal dari limbah industri pengolahan ikan.Â
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan skema Riset Eksakta yang berasal dariInovasi ini berangkat dari industri pengolahan ikan yang terus berkembang di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan industri, terdapat banyak limbah dihasilkan. Limbah industri pengolahan ikan mengandung substansi organik berupa minyak dan lemak, sehingga dinilai terdapat bakteri yang memanfaatkan substansi tersebut sebagai sumber karbon. Bakteri inilah yang berpotensi sebagai penghasil biosurfaktan.Â
Biosurfaktan sendiri adalah senyawa surfaktan yang dihasilkan oleh mikroba seperti bakteri. Biosurfaktan merupakan alternatif dari surfaktan sintetis yang memiliki keunggulan lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Berdasarkan kelebihan tersebut, biosurfaktan mengalami trend penjualan. Berdasarkan data European Patent Office dan Sepherical Insight, Pada tahun 2013, terdapat 334.000 ton biosurfaktan telah terjual secara global dan diperkirakan akan mencapai 540.000 ton pada akhir 2024. Kemudian secara ekonomi, pendapatan hasil dari penjualan biosurfaktan melampaui USD 4,27 miliar di tahun 2021 dan diprediksi akan mencapai USD 6,07 miliar pada tahun 2030.
Untuk mencapai tujuan riset, tim BIOSURE melakukan tahapan riset dimulai dari pengambilan limbah industri, identifikasi bakteri, skrining bakteri potensial, pengembangan biosurfaktan, dan pengujian oil removal.Â
"Skrining bakteri potensial penghasil biosurfaktan dilakukan dengan beberapa uji, di antaranya yaitu uji hemolisis, drop collapse, oil spreading, tegangan permukaan, dan emulsifikasi," terang Yesyi dan tim.
Dari riset yang dilakukan, diharapkan jenis bakteri yang potensial ini dapat digunakan sebagai agen bioremidiasi tanah yang tercemar minyak. Juga, usaha riset ini dapat berpotensi sebagai upaya awal praktik ekonomi sirkular dan upaya realisasi beberapa poin Sustainable Development Goals, yaitu poin pertumbuhan ekonomi, produksi berkelanjutan, dan ekosistem daratan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H