Desa Beji adalah salah satu desa di Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Di desa itu terdapat Rawa Pusung yang menjadi lokasi prosesi pemotongan rambut gimbal sebelum pandemi Covid-19.
Dua tahun masa pandemi Covid-19, prosesi yang merupakan bagian Festival Rawa Pusung tidak digelat karena akses menjadi sulit dan adanya larangan berkerumun.
Tapi Desa Beji tidak hanya dikenal dengan Rawa Pusung dan rambut gimbalnya. Warga desa yang terletak di dataran tinggi itu dikenal sebagai penghasil komoditas kentang karena memang masyarakat sana hidup dengan bertani. Dilihat dengan luasnya lahan pertanian di sana. Dan bisa melihat warga setiap hari ke ladang mereka.
Itulah tentunya menjadi salah satu alasan, desa itu menjadi salah satu lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sejak Januari hingga pertengahan Februari 2022.
Â
Bahkan Kelompok KKN 006 UMY, yang ditempatkan di Desa Beji bisa membantu masyarakat bercocok tanam kentang. Terlebih keberadaan delapan orang anggota kelompok KKN di Beji berkesempatan ikut melihat bahkan membantu masyarakat panen kentang, karena memang sudah masuk masa panen.
Dalam 4 bulan sekali masyarakat Desa Beji bisa memanen 2 sampai 5 ton kentang. "Jika tidak ada masalah hama atau sejenisnya, warga bisa panen kentang 2-5 ton tiap musim panen," ungkap Pak Maryanto.
Banyak ilmu dan pengelaman baru yang diperoleh di sana. Kebiasaan masyarakat yang tentu tidak didapatkan di kampus, terlebih dengan latar belakang program studi, juga latar belakang derah asal peserta KKN tidak menjadikan sekat. Semua berbaur saling berbagi cerita juga pengalaman serta kisah tersendiri.
Temasuk 'Ngendong', merupakan istilah warga Desa Beji dalam bersilaturahmi. Itu juga tentu dilakukan di sana. Peserta KKN ngendong ke beberapa rumah warga yang tidak jauh dari rumah Kepala Desa Beji, Pak Sarman, yang jadi posko KKN. Warga di sana sangat ramah. Peserta KKN diberi kesempatan melaksanakan semua program-programnya, mendampingi ibu-ibu PKK dan ikut kegiatan rutin masyarakat seperti Yasinan rutin setiap malam Jumat selepas salat Magrib di salah satu rumah warga.
Tentu itu jadi pengalaman sendiri ditambah perjuangan yang dibutuhkan untuk berbaur di tengah keterbatasan bahasa yang berbeda dengan masyarakat setempat. Cuaca, makanan dan tentu jaringan komunikasi yang minim menjadi tantangan tersendiri. Tapi KKN yang merupakan bentuk pengabdian terhadap masyarakat untuk mengimplementasikan ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah akan menambah memori tersendiri untuk selalu dikenang dan dirindukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H