Tuhan memberikan kita sebagai kaum yang diberikan banyak kemewahan diatas dunia ini.
Mengapa demikian?
Jelas sekali jika kita menyadarinya kemewahan yang Tuhan berikan maka kita akan lebih banyak sadar serta bersyukur dan senantiasa memelihara dengan baik apa yang telah diberikanNya. Kita mengenal 3 makhluk hidup yang secara fisik bisa kita deteksi dengan mudah oleh indera kita yaitu manusia, hewan dan tumbuhan.
Lalu apa yang dimaksud kemewahan itu?
Tuhan memberikan semua makhluknya ruh kehidupan, sehingga mereka bisa berkembang jadi itu bukan kemewahan. Lalu Tuhan pun memberikan organ tubuh penunjang kehidupan, itu juga bukan kemewahan. Dan semua sama-sama diberikan indera, insting dan nafsu, walau tidak sama karena ada kelebihan dan kekurangannya itu pun juga jauh dari kata mewah.
Nah, maksud dari kemewahan itu adalah kita manusia diberikan akal dan budi. Fungsi dari akal atau pikiran adalah memproses semua rangsangan untuk menetukan beberapa tindakan selanjutnya, sedang fungsi dari budi atau perasaan adalah menyaring atau sebagai filter untuk mempengaruhi beberapa tindakan yang sudah diproses akal.Â
Agak bertele-tele mungkin, contoh simpelnya adalah seperti pada sistem nilai yang baik atau buruk. Misalkan kita tahu bahwa memukul kawan kita itu buruk karena memberikan ketidaknyamanan yaitu rasa sakit padanya. Namun tindakan itu bisa dinilai baik jika kita memukul kawan kita karena ingin menyelamatkannya dari gigitan nyamuk, karena sedang musim penyakit demam berdarah. Itu tindakan baik jika maksudnya demikian, namun jika sengaja berniat untuk menyakiti dengan alasan gigitan nyamuk itu jadi tidak baik lagi.
Itu contoh dari kemewahan yang dimaksud tadi. Kita manusia diberikan kemewahan lebih banyak dari makhluk lain. Hewan tidak bisa seperti kita karena keterbatasan kemewahan itu apalagi makhluk yang satu lagi yaitu tumbuhan.Â
Lalu apa yang dapat dihikmahi dari kemewahan tadi?
Dengan adanya kemewahan itu, manusia berpotensi dan berkecenderungan berlebihan. Untuk mencegah hal tersebut direkomendasikan Tuhan untuk menjaganya dengan baik, serta senantiasa sadar dan bersyukur karena diberikan lebih banyak nikmat dari makhluk lainnya.
Tulisan singkat ini hanya berupa opini penulis yang senang berbagi pemikiran. Jika ada kesalahan dalam redaksional dan pemikirannya mohon dibukakan pintu maafnya dan apabila isinya berguna, penulis mengucapkan terima kasih kembali.