terinspirasi dari tulisan pak Wnks tentang Antara Pegawai Negeri dan Pegawai Swata, bedanya apa? di http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/07/13/antara-pegawai-negeri-dan-pegawai-swasta-bedanya-apa/
ini hanya curahan hati seorang kawan, ibu muda yang tengah hamil kedua kalinya. Dia seorang istri yang baik, dari seorang suami yang bekerja sebagai PNS di salah satu kabupaten di pulau Sumatera. Mungkin ini bukanlah keluh kesahnya seorang, melainkan curahan hati banyak ibu/bapak yang bekerja di instansi yang merupakan "pelayan masyarakat"
cekidot!!
Kawan : Gara-gara suamiku gak mau berangkat ke Sawahlunto hari Minggu besok, dia dimusuhi oleh Kadis (Kepala Dinas-red). Dia gak mau berangkat karena nggak ada uang jalan dari kantor, make uang pribadi dulu. Sotoy emang kadisnya, uang yang 3,4 jt belum diganti. Entah duit kantor kemana. Gila kan, mereka pikir kita banyak duit apa..
Kawan : Dimusuhin bermula dari Kadis menyuruhnya untuk menjemput massa bupati (pas kampanye) sore jam 5 dan besoknya pilkada. Kebetulan aku sakit dan malam jam 7 mau ke dokter. Jadi bilangnya nggak bisa. Eh marah kadisnya, yang disuruh orang kantor yang punya mobil. Ada ya orang kayak gitu, pengen tak dukunin tuh Kadis. Parah.
Kawan :3 bulan mau lahirin, .......Aku yang paling geram itu duit kantor na. Masa nggak diganti sama sekali, gimana kita nggak su'udzon sama orang kantor, duit udah 1 tahun lebih nggak diganti-ganti. Grrr..
Aku    : Di balik segala kesulitan, insya Allah ada kemudahan..kalian sedang diuji keteguhan hatinya sebagai contoh buat si buah hati.
Kawan :Tapi aku benci banget sama kadisnya. Grrr! Kayak nggak beragama gitu na. Padahal haji. tapi duit siapapun diambil. Agh..,Oya masa diangkat jadi Kabid ngasih jatah 3 jt/bulan. Edan. Ada juga yang gila jabatan sampai mau ngasi Kadis segitu. Tapi ini memang nyata.
Aku     : Mungkin Kadisnya juga nyetor ke bupati 10 jt/bulan kali..Persis jaman belanda, pake sistem upeti.
salam,
RS