Mohon tunggu...
Rezki Nabila Pratiwi
Rezki Nabila Pratiwi Mohon Tunggu... -

Fakultas Farmasi UNHAS 2014

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Satu-Satunya Primata Berbisa, Ternyata Ada di Indonesia!

29 Oktober 2016   21:22 Diperbarui: 29 Oktober 2016   21:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh :

Dike Dandari Sukmana (N11114084), Andi Dian Aslin Agustiah (N11114302), Rezki Nabila Pratiwi (N11114054) 

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah spesies tumbuhan maupun hewan yang masuk dalam wilayah tropis milik Macan Asia yang Tertidur (sebuah julukan khas yang diberikan dunia untuk Indonesia). Salah satu spesies yang akan diperbincangkan kali ini berasal dari kingdom hewan yaitu kelas mamalia yang termasuk dalam ordo Primata.

Namun pembahasan mengenai primata akan dibatasi pada hewan yang memiliki bisa. Tetapi apakah anda tahu bahwa ternyata ada primata yang memiliki bisa? atau tahukah anda bahwa hanya ada satu primata yang berbisa dan primata tersebut ternyata ada di nusantara? Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai satu-satunya venomous primates (primata berbisa) di dunia yang memiliki toksin berbahaya yaitu Nycticaebus sp., biasa dikenal sebagai Kukang.

Di Indonesia sendiri terdapat tiga jenis kukang yang menjadi primata asli di beberapa daerah tertentu dan pemberian namanya sering didasarkan pada daerah tempat tinggalnya atau tempat ia ditemukan misalnya seperti Kukang Jawa, Kukang Kalimantan, dan Kukang Sumatera. Kukang merupakan primata nokturnal yang memiliki tubuh mungil disertai mata bulat spesifik yang menggemaskan, namun siapa sangka ternyata dibalik keluguannya itu ternyata kukang dapat menghasilkan toksin yang sangat berbahaya ketika ia sedang dalam kondisi terancam. Lantas darimana toksinnya berasal?

Ketika kukang merasa bahwa dirinya mendapat ancaman, maka bentuk perlawanan utamanya ialah melalui gigitan. Namun, tidak seperti hewan berbisa lainnya yang menghasilkan dan menyimpan bisa dalam kelenjar ludah (pada mulut), tubuh kukang punya cara tersendiri untuk memproduksi toksin dan cara penyalurannya juga cukup unik.

Sebelum menggigit, kukang akan menjilati sekitar area lengan tepatnya pada brachial gland yang terdapat pada lipatan siku bagian dalam. Hal ini bukan tanpa sebab, melainkan karena adanya kelenjar toksin yang secara aktif menghasilkan zat biologis beracun. Toksin tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan akan bercampur dengan air liur. Hal inilah yang mengakibatkan gigitan kukang dianggap beracun.

Gigitan kukang berbisa dapat menyebabkan terjadinya alergi serius berupa shock anafilaksis yang diikuti dengan gejala kulit memerah, gatal dan memiliki bercak, menyebabkan hipotensi, masalah pernapasan hingga mengakibatkan organisme yang terserang jatuh pingsan. Selain itu, gigitan kukang juga dapat menularkan bakteri patogen berbahaya serta penyakit rabies.

Toksin yang dikeluarkan oleh kukang nyatanya dapat dilakukan dalam dua mekanisme yaitu secara sengaja maupun tidak sengaja. Pengeluaran toksin secara sengaja hanya dilakukan ketika kukang berada dalam situasi yang membuat dirinya terancam, toksin tersebut menjadi salah satu bentuk pertahanan diri dari serangan predator maupun gangguan organisme hidup lainnya. Sementara itu, pengeluaran toksin secara tidak sengaja biasanya terjadi ketika kukang sedang membersihkan diri dengan cara menjilati sekujur tubuhnya ketika hendak tidur pada siang hari.

            Pertolongan pertama yang dapat dilakukan ketika mendapat serangan gigitan dari hewan yang biasa disebut malu malu ini yaitu segera mencuci luka gigitan dengan air mengalir yang bersih, kemudian luka tersebut dibersihkan dengan cairan antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi. Dan bila perlu segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui bahaya luka akibat gigitan kukang tersebut, apakah berpotensi menularkan virus rabies ataupun bakteri patogen lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun