Mohon tunggu...
Rezika SurisFadillah
Rezika SurisFadillah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya memiliki hobi membaca dan juga mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kekerasan Seksual pada Kesehatan Mental Remaja

4 November 2023   02:01 Diperbarui: 4 November 2023   02:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. & Nadia Aulina Nadhirah, M.Pd.

Kekerasan seksual saat ini merupakan salah satu tantangan yang serius dalam masyarakat yang memiliki dampak yang merusak, terutama bagi para remaja. Pada tahap  kritis kehidupan ini, ketika mereka sedang dalm proses mencari jati diri dan perkembangan emosi, remaja dihadapkan pada berbagai bentuk pelecehan seksual yang dapat merusak fondasi kesehatan mental mereka. Kekerasan seksual terhadap remaja tidak hanya merupakan pelanggaran  hak asasi manusia yang serius, namun juga mempunyai konsekuensi besar terhadap kesehatan mental mereka.

Pelecehan seksual atau sexual harassment, pelecehan seksual mengacu pada tindakan yang melibatkan komentar seksual yang tidak diinginkan dan tidak pantas atau pendekatan fisik dengan orientasi seksual yang terjadi di lingkungan sosial seperti tempat kerja. Pelecehan seksual merupakan sebuah tindakan denotatif. Perilaku seksual yang tidak diinginkan dari seseorang atau kelompok orang dalam hubungannya satu sama lain. Pelecehan seksual terjadi ketika seorang pelaku memiliki kekuasaan lebih besar dibandingkan korban.

Dampak kekerasan seksual pada Kesehatan mental remaja

  • Trauma Psikologis yang Dalam. Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma psikologis yang dalam pada remaja. Mereka mungkin mengalami stres pasca-trauma (PTSD) yang mencakup gejala seperti kilas balik, kecemasan yang berlebihan, dan perasaan takut. American Psychological Association (APA) dalam publikasi mereka (https://www.apa.org/ptsd-guideline/patients-and-families/sexual-assault) menjelaskan bahwa korban kekerasan seksual sering kali mengalami gejala PTSD yang merusak kualitas hidup mereka.
  • Depresi. Remaja yang menjadi korban kekerasan seksual memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi. Journal of Adolescent Health dalam studi mereka (https://www.jahonline.org/article/S1054-139X(12)00222-2/fulltext) menunjukkan bahwa gejala depresi sering kali muncul setelah pengalaman kekerasan seksual. Remaja ini mungkin merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat dalam kehidupan sehari-hari mereka.
  • Gangguan Makan. Kekerasan seksual juga dapat meningkatkan risiko remaja mengembangkan gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia. Pediatrics Journal (https://pediatrics.aappublications.org/content/early/2012/08/22/peds.2012-0528) mencatat bahwa hubungan antara kekerasan seksual dan gangguan makan adalah hal yang perlu diperhatikan. Korban mungkin mengembangkan hubungan yang tidak sehat dengan makanan sebagai mekanisme koping untuk mengatasi dampak trauma.
  • Perilaku Merusak Diri. Beberapa remaja yang menjadi korban kekerasan seksual mungkin mencoba mengatasi dampaknya dengan perilaku merusak diri. National Institute on Drug Abuse (NIDA) (https://www.drugabuse.gov/publications/drugfacts/substance-abuse-in-women) mencatat bahwa korban kekerasan seksual memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan obat-obatan, alkohol, atau perilaku berbahaya lainnya.

Upaya untuk mendukung korban kekerasan seksual

Mendukung remaja yang menjadi korban kekerasan seksual adalah tugas yang mendesak dan memerlukan pendekatan holistik. Beberapa upaya penting yang dapat dilakukan untuk membantu mereka pulih dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan mencakup konseling, dukungan keluarga, pelaporan dan penegakan hukum, serta pendidikan dan kesadaran. Di bawah ini, merupakan beberapa penjelasan upaya tersebut dengan mengutip sumber-sumber yang relevan:

  • Konseling Profesional. Konseling profesional adalah salah satu upaya utama untuk mendukung remaja yang menjadi korban kekerasan seksual. Psikoterapi yang berfokus pada pemulihan trauma dan dukungan emosional sangat penting. American Psychological Association (APA) dalam panduan mereka (https://www.apa.org/ptsd-guideline/patients-and-families/sexual-assault) menjelaskan betapa pentingnya terapi trauma bagi korban kekerasan seksual. Terapis yang terlatih dapat membantu remaja mengatasi dampak trauma dan memberikan alat-alat untuk mengelolanya.
  • Dukungan Keluarga. Dukungan dari keluarga dan teman-teman juga memiliki peran penting dalam pemulihan remaja yang menjadi korban kekerasan seksual. Mereka perlu merasa didukung, didengar, dan dicintai. National Sexual Violence Resource Center (NSVRC) dalam panduan mereka (https://www.nsvrc.org/) menjelaskan pentingnya dukungan sosial dalam proses pemulihan.
  • Pelaporan dan Penegakan Hukum. Pelaporan kekerasan seksual adalah langkah kunci dalam memberikan keadilan kepada korban dan mencegah pelaku untuk mengulangi tindakan mereka. Mengajukan laporan kepada pihak berwajib adalah penting. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (https://www.justice.gov/ovw) menyediakan informasi tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk melaporkan kekerasan seksual.
  • Pendidikan dan Kesadaran. Pendidikan dan kesadaran adalah upaya pencegahan yang sangat penting. Masyarakat perlu lebih sadar akan masalah kekerasan seksual dan bagaimana mencegahnya. National Sexual Violence Resource Center (NSVRC) (https://www.nsvrc.org/) menyediakan sumber daya pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Kekerasan seksual merupakan masalah serius yang sangat mempengaruhi kesehatan mental generasi muda. Trauma psikologis, depresi, gangguan makan, dan perilaku bunuh diri merupakan tantangan yang dihadapi  remaja  korban kekerasan seksual. Pemulihan mereka memerlukan intervensi komprehensif, termasuk konseling profesional yang berfokus pada pemulihan trauma, dukungan dari keluarga dan teman, pelaporan dan advokasi, serta  pencegahan melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat. 

Dengan memahami dampak kekerasan seksual dan memberikan dukungan yang tepat, kami dapat membantu para korban muda mendapatkan kembali kewarasannya dan bekerja sama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Masyarakat mempunyai peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi generasi muda untuk tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut terhadap kekerasan seksual.

REFERENSI

American Psychological Association (APA) (https://www.apa.org/ptsd-guideline/patients-and-families/sexual-assault)

Journal of Adolescent Health (https://www.jahonline.org/article/S1054-139X(12)00222-2/fulltext)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun