Mohon tunggu...
Rezika Nurfadia
Rezika Nurfadia Mohon Tunggu... Penulis - Pengarangan

Lahir dari sudut pandang terhadap kehidupan yang romantis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Arus buruk bermedia sosial

9 Januari 2025   10:39 Diperbarui: 9 Januari 2025   10:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Rezika Nurfadia & sumber informasi di mulat dari laman Kompas

Pernah gak sih kita merasa kita adalah budak dari sosial media?  Perkembangan nya yang begitu cepat meninggalkan kemirisan - kemirisan yang terjadi. 

Pada dasarnya manusia ingin terlihat, tidak puas dengan pujian, iri dengan orang lain, ditambah dengan adanya media sosial yang seperti menjadi wadah nya. 

Salah satu penyebab pinjaman online membludak adalah gaya hidup tak sesuai keadaan. Dimana seseorang ingin terlihat lebih dari orang lain. Contohnya Si A membeli tas seharga 20 juta, lalu ia unggah pada akun media sosialnya. Sehingga Si B dengan segala cara ingin mempunyai tas yang sama atau lebih dari SiA, karena faktor keadaan yang tidak mendukung sehingga Si B pun meminjam uang pada pinjaman online. 

Sikap saling ingin menunjukan seperti ini menjadi virus-virus bahaya yang berkembang di masyarakat. 

Tak hanya saling memperhatikan dengan harta, sikap ingin terlihat dari orang lain pun bisa terjadi oleh apapun dan siapapun. 

Melewatkan banyak hal, acuh terhadap orang-orang sekeliling, mulai mengabaikan rencana-rencana yang tersusun , melewatkan banyak kebiasaan-kebiasaan baik, dan satu hal yang menjadi masalah adalah ingin terlihat bagus oleh orang lain adalah efek samping dari penggunaan media sosial yang tidak terkendali.

Mungkin hal ini pula yang terjadi didalam lingkaran sosial media. Dimana setiap orang ingin terlihat dan ingin dilihat. 

tidak ada yang salah dari penggunaan sosial media, tapi yang benar kita punya kendali diri terhadap sosial media tersebut. Maka dari itu mari membatasi diri, menikmati prosesnya dengan sederhana, dengan kejujuran atas diri sendiri, dan tanpa ada paksaan dari siapapun. Karena aku selalu percaya jika telah waktu nya kita akan dilihat dunia tanpa harus terbawa arusnya. 

Mungkin menurut sebagian orang media sosial itu bagus, meningkatkan agar kita berkembang, tapi kalo sudah jadi budak nya apakah itu sesuatu hal yang baik? menurutku tidak.

Mari sama-sama menggunakan media sosial dengan hal-hal bermanfaat, stop ingin terlihat lebih oleh orang lain, mari menikmati dunia dengan segala kesederhanaan nya, dan jika sudah merasa jadi budak media sosial, rehat sejenak dan tanyakan pada diri sendiri apakah bahagia dengan itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun