Umat manusia sedang berada dalam kesedihan mendalam akibat mewabahnya Virus Corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, sejenis virus corona. Bagi pasien yang terinfeksi mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. WHO (World Health Organization) mengatakan bahwa coronavirus baru adalah endemik di Provinsi Hubei, Cina. WHO (World Health Organization) menyatakan ada risiko tinggi penyakit Covid-19 menyebar ke berbagai negara lain.
Kemudian WHO (World Health Organization) juga mengatakan Covid-19 dapat menyebar secara global, sangat penting untuk menentukan tingkat keparahan infeksi virus dan kasus ringan atau tanpa gejala dan kemungkinan penularan. Saat ini, berbagai negara terkena wabah penyakit Covid-19 yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Di berbagai negara seperti Cina, Italia, Korea, Jepang, Indonesia, dan lainnya, Covid 19 telah menyebar.
Maka pemerintah mengambil berbagai langkah untuk menangani wabah ini. Salah satunya adalah dari sudut pandang pendidikan. Kementerian Pendidikan di berbagai negara telah mengambil langkah di setiap sekolah untuk melakukan pembelajaran melalui internet, sebagai salah satu cara untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Salah satu dampak Covid-19 sejumlah lembaga baik institusi tersier, sekolah di berbagai negara dan termasuk Indonesia di tingkat sekolah menengah, sekolah kejuruan, sekolah menengah pertama, MTs, sekolah dasar, taman kanak-kanak, pembelajaran PAUD yang dialihkan dilakukan secara online atau online (Kemdikbud, 2020).
UNESCO (2020) juga mendukung pembelajaran yang dilakukan secara online karena wabah. Ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan proses menghentikan penyebaran virus melalui interaksi langsung di antara orang banyak. Jadi proses pembelajarannya dilakukan pembelajaran online. Tentu saja dengan menerapkan pembelajaran online institusi harus mengimplementasikannya dengan langkah-langkah yang tepat sehingga aplikasi diarahkan dan sesuai.
Indonesia spontan menerapkan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah. Selanjutnya untuk mendukung pembelajaran online karena wabah Covid-19 di mana sejumlah sekolah ditutup dan berdampak pada siswa di dunia. Pemerintah mengajukan daftar aplikasi dan platform pendidikan yang dapat digunakan seperti sistem manajemen pembelajaran digital yang berarti sistem pembelajaran digital yang dapat digunakan secara gratis misalnya edmodo, google kelas, sekolah, dan lain-lain.
Ini juga dapat menggunakan sistem yang dibuat khusus untuk telepon seluler untuk mendukung pembelajaran seluler seperti Sel-ed, pendidikan Eneza, funzi, dan lainnya. Itu juga dapat menggunakan Sistem dengan fungsi offline yang kuat seperti Kolibri, Rumies, dan lainnya. Platform Massive Open Online Course (MOOC) seperti EdX, University of the People, Icourses, dan lainnya adalah aplikasi lain.
Ini bisa berupa konten pembelajaran mandiri seperti YouTube, Discovery Education, dan lainnya. Aplikasi membaca seluler dapat digunakan seperti, Perpustakaan Digital Global, dan lainnya. Untuk platform kolaborasi yang mendukung komunikasi video langsung seperti Skype, Zoom dan lainnya.
Alat untuk membuat konten pembelajaran digital seperti Thinglink, Buncee dan lainnya. Aplikasi dan platform disampaikan untuk memfasilitasi lembaga pendidikan dan guru dalam melakukan pembelajaran online, banyak pilihan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing lembaga pendidikan.
Oleh karena itu, untuk melakukan pembelajaran online, lembaga pendidikan, guru dan siswa harus mengetahui proses pembelajaran online yang sesuai, mulai dari persiapan peralatan dan aplikasi, langkah-langkah pembelajaran, peran guru dan siswa, kegiatan yang diperlukan dalam pembelajaran harus jelas, sehingga diharapkan dapat menciptakan efektivitas pembelajaran online.
Di era revolusi 4.0 perkembangan pesat teknologi, terjadi transformasi pembelajaran yang secara tradisional hanya dipelajari di ruang kelas dan berubah menjadi online berbasis teknologi yang dapat diimplementasikan di luar kelas. Menurut Aziz Hussin (2018), ada sembilan jenis pembelajaran terkait Pendidikan 4.0. (1) Belajar dapat dilakukan kapan saja, di mana saja. Pembelajaran online menawarkan peluang besar untuk pembelajaran jarak jauh dan mandiri.
(2) Pembelajaran akan disesuaikan untuk setiap siswa. (3) Siswa memiliki pilihan dalam menentukan bagaimana mereka ingin belajar. (4) Siswa akan belajar lebih banyak berdasarkan proyek. Melalui proyek, siswa akan bekerja dalam tim. (Indrawan, E., Jalinus, N., Syahril, 2020) (5) Siswa akan belajar lebih langsung melalui pengalaman lapangan seperti magang, proyek mentoring, dan proyek kolaborasi.
(6) Siswa akan dihadapkan dengan interpretasi data di mana mereka diminta untuk menerapkan pengetahuan teoretis mereka pada angka dan menggunakan keterampilan penalaran mereka untuk membuat kesimpulan berdasarkan logika dan tren dari kumpulan data yang diberikan. (7) Siswa akan dinilai secara berbeda, (8) Pendapat siswa akan dipertimbangkan dalam merancang dan memperbarui kurikulum. (9) Siswa akan menjadi lebih mandiri dalam belajar dan guru sebagai fasilitator yang akan membimbing siswa. Dari karakteristik ini pemerintah dan lembaga pendidikan serta guru harus mampu membuat konsep kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan era saat ini.
Pembelajaran online memiliki kelebihan seperti yang dijelaskan (Rohmah, 2016), ada empat macam penggunaan pembelajaran online, yaitu: (1) keberadaan pembelajaran online dapat mempersingkat waktu belajar dan membuat biaya belajar lebih ekonomis (2) memfasilitasi interaksi antara siswa dan materi, (3) Siswa dapat berbagi informasi dan dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan berulang kali, dengan kondisi seperti itu siswa dapat memperkuat penguasaan materi pembelajaran mereka,
(4) Dengan pembelajaran online proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di kelas sendirian, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, siswa dapat secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar online. Pembelajaran online dapat menggunakan situs web e-learning yang dapat berfungsi sebagai suplemen, suplemen, dan pengganti.
Menurut Siahaan dalam Wena (2010), e-learning memiliki fungsi, yaitu 1) sebagai Suplemen E-learning (tambahan) dan siswa memiliki kebebasan untuk belajar menggunakan e-learning dan tidak. Tentunya bagi siswa yang menggunakan e-learning maka mendapat tambahan pengetahuan. 2). Komplementer (pelengkap) yaitu pelengkap materi dalam pembelajaran di kelas. 3).
Substitusi adalah pengganti pembelajaran di kelas, sehingga dapat dilakukan secara online di luar kelas, tujuannya adalah menciptakan pembelajaran fleksibel yang mampu menyesuaikan waktu, tempat dan kegiatan sehari-hari lainnya. Pembelajaran online juga didukung oleh teori belajar seperti teori pembelajaran konstruktivisme.
Menurut Driver dan Bell (Susan, Marilyn dan Tony: 1995) pandangan mereka tentang konstruktivisme dalam dimana siswa memiliki tujuan, terlibat dalam pembelajaran, mampu membangun pengetahuan secara individu, belajar tidak hanya sebagai pengetahuan tetapi juga melibatkan pengaturan situasi kelas, di samping itu kurikulum berisi alat belajar, bahan, dan sumber daya. Dalam teori learning behaviourism, dimana dalam belajar ada perubahan perilaku (Farooq dan Javid: 2012).
Pembelajaran online memberikan rangsangan dan respons kepada siswa untuk terlibat dalam pembelajaran keduanya secara online. Teori belajar Connectivism memberikan perspektif baru tentang bagaimana pembelajaran terjadi di ruang belajar digital (Dunaway, 2011: 684). Ini sejalan dengan pembelajaran online yang pembelajaran digital sehingga semua dapat terhubung satu sama lain secara digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H