Mohon tunggu...
Rezeki Putra Gulo
Rezeki Putra Gulo Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

Sekolah Tinggi Agama Kristen Arastamar Grimenawa Jayapura

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Historis Peradaban Filsafat Barat: Tokoh Tritunggal Milesian

15 April 2022   10:39 Diperbarui: 15 April 2022   10:54 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penulis : Rezeki Putra Gulo

 Historis Peradaban Filsafat Barat : Tokoh Tritunggal Milesian

Filsafat Barat di Mulai oleh Thales warga asli Miletus, diasia kecil yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Thales terkenal dengan filosofinya bahwa segala sesuatu terbuat dari air. 

Perihal kehidupan Thales yang begitu berpengaruh dalam dunia filsafat ditandai dengan berhasilnya ia meramalkan terjadinya gerhana matahari  pada abad 585 SM dengan tepat. Konon Thales pernah berkunjung Mesir dan kemudian  memperkenalkan ilmu geometrinya ke Yunani. 

Pada masa kehidupan primitif Mesir, mereka hanya tau hitungan-hitungan kasar. Pada masa itu Thales telah menemukan bagaimana menghitung jarak sebuah kapal dari laut berdasarkan pengamata yang dilakukan di dua tempat di daratan dan bagaimana memperkirakan tinggi piramid berdasarkan panjang bayangan.Thales salah satu dari ketujuh orang bijak Yunani. 

Menurut tradisi Thales membuat satu pernyataan bahwa "yang terpenting adalah air". Menurut Aristoteles bahwa Thales berpendapat air merupakan substansi dasar yang membentuk segala hal lainnya dan terlebih lagi ia menyatakan bahwa bumi terapung diatas air. 

Thales pernah menyatakan bahwa magnet memiliki jiwa, karena bisa menggerakkan besi dan selain itu ia beranggapan bahwa segala sesuatu sesungguhnya penuh dengan dewa-dewa. Thales pernah mengukapkan bahwa "filsuf bisa kaya dengan gampang jika mereka mau. Hanya saja ambisi mereka menuju kearah lain".

Anaximander, filsuf kedua dari mazhab Milesian, jauh lebih menarik ketimbang Thales. Masa hidupnya tidak pasti, namun konon enam puluh empat tahun pada tahun 546 SM. Ia mengatakan bahwa segala hal berasal dari satu substansi asali, namun substansi itu bukan air, seperti yang diyakini oleh Thales. 

Ia beranggapan bahwa substansi itu tidak terbatas , abadi, tidak mengenal usia serta melingkupi seluruh dunia. Anaximander merasa bahwa dunia ini hanyalah salah satu dari banyak dunia. 

Anaximander memiliki argumentasi untuk membuktikan bahwa substansi asali itu bukan air, atau unsur lain yang dikenal. Menurut Aristoteles, Anaximander mengatakan bahwa unsur-unsur yang telah dikenal saling beroposisi (bertentangan). Udara bersifat dingin, air basah, dan api panas. 

Dengan demikian jika salah satu substansi itu asali, substansi lain tentu sudah punah saat ini. "substansi asali, dengan demikian, harus bersifat netral ditengah perselisihan kosmis (jagat raya/alam semesta) ini. Anaximander memiliki keingitahuan ilmiah yang besar dan rasionalistik. Ia adalah orang pertama yang membuat peta. Kemudian ia berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti silinder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun