Mohon tunggu...
Reza Zulva
Reza Zulva Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Baru

Makan kurus, gamakn tetep kurus

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Varian Terbaru Covid-19

17 Juli 2021   17:30 Diperbarui: 17 Juli 2021   18:16 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi covid-19 telah menghantui lebih dari 200 negara di dunia. Diantara 200 negara yang terpapar virus covid-19, indonesia menjadi salah satu negara yang terdeteksi terpapar virus ini. Pada akhir maret 2020, tingkat kematian di indonesia mencapai 8,9%. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebaran covid-19, salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Virus ini semakin lama juga dapat bermutasi menjadi berbagai macam varian, dari mulai varian Alpha, Beta, Delta, dan varian Lambda. Ada beberapa macam varian dari covid-19 ini, WHO telah menetapkan bahwa ada 11 varian covid-19. 4 diantaranya telah ditetapkan WHO sebagai VoC (Variants of Concern) dan 7 varian lainnya ditetapkan sebagai VoI (variants of Interest). Variant of Concern (VoC) merupakan kategori penyebaran cepat pada populasi manusia. Sebelum dikategorikan sebagai Variant of Concern (VoC), varian tersebut dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI).


Varian Delta (B.1.617.2) merupakan virus yang dikategorikan sebagai Variant of Concern (VoC). Virus ini diketahui berasal dari India dan telah ditemukan di 74 negara di dunia termasuk di Indonesia. Varian ini telah dikonfirmasi dapat menular dengan sangat cepat, bahkan tingkat penularan virus ini dikatakan lebih tinggi 40% dibanding varian Alpha (B117). Varian ini juga dapat dengan cepat berkembang dibandingkan dengan varian covid-19 biasa. Gejala yang ditimbulkan oleh varian ini tidak sama pada setiap orang. Bagi beberapa orang yang terkena virus ini tidak memiliki gejala, namun sebagian besar orang yang terkena virus ini mengalami gejala yang cukup parah. Gejala yang ditimbulkan oleh varian virus ini adalah demam, pilek, sakit tenggorokan dan, sakit kepala. Tingkat keparahan virus ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan virus varian Alpha. Anak-anak, remaja, dan dewasa dibawah usia 50 tahun lebih mudah terpapar varian virus ini.


Varian terbaru selanjutnya adalah varian Delta Plus (AY.1). Varian ini adalah bentuk mutasi terbaru dari varian Delta (B.1.617.2). Sudah ada 11 negara yang terdeteksi dengan varian virus baru ini. Meski begitu, varian Delta Plus ini jarang ditemukan secara global. Varian Delta Plus ini juga berbeda dengan varian Delta, karena varian Delta Plus memiliki mutasi ekstra yang disebut K417N. Menurut perwakilan WHO, vaksinasi dan menggunakan masker adalah cara untuk memerangi varian virus Delta Plus ini. Gejala yang disebabkan oleh varian Delta Plus antara lain sakit perut, mual, dan kehilangan nafsu makan.


Varian Lambda (C37), WHO mengatakan bahwa varian ini masih dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI) namun berpotensi masuk ke kategori Variant of Concern (VoC). Pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 lalu, varian ini sudah terdeteksi di 29 negara, diantaranya adalah Argentina, Brasil, Kolombia, dan Meksiko. Untuk sekarang, belum ada laporan yang mengatakan bahwa varian ini muncul di Indonesia. Kecepatan transmisi varian ini juga dikatakan lebih tinggi dibanding varian yang dianggap WHO lebih berbahaya. Gejala tersebut antara lain adalah demam, kehilangan indera penciuman dan pengecapan. Varian Lambda disebut oleh para ahli bisa terus bermunculan sebelum herd immunity tercapai.


Tidak sampai disitu, ada juga beberapa varian terbaru lainnya seperti varian Kappa (B1.617.1). Virus ini pertama kali ditemukan di India sama seperti varian sebelumnya yaitu varian Delta. Walaupun kemunculan varian ini sama seperti varian Delta, namun WHO tidak mengkategorikan virus ini ke Variant of Concern (VoC). Namun varian virus ini hanya dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI) oleh WHO. Pada Oktober 2020, varian Kappa pertama kali didokumentasikan, sama seperti varian Delta. Varian Kappa dan juga varian Delta juga berasal dari strain yang sama yaitu (B.1.617.). Karena penyebaran virus ini sangat cepat, maka varian virus ini harus diwaspadai. 

Tidak hanya penyebarannya saja yang cepat, namun varian virus ini juga dapat berpotensi mematikan. Bukan hanya di Indonesia, namun varian ini sudah menyebar ke 27 negara. Para ahli kesehatan khawatir bahwa varian dari virus ini dapat berpotensi menyebar lebih jauh ke seluruh India dan anak benua. Orang yang terpapar virus varian ini mengalami gejala seperti ruam di sekujur tubuh disertai dengan demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair.


Meski penyebaran virus covid-19 varian terbaru semakin meluas, kita perlu melakukan tindakan pencegahan yaitu, tetap memakai masker, selalu cuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Kita juga harus meminimalisir waktu kita ketika berada di tempat umum. Kita juga disarankan untuk memakai masker double. Dan yang terakhir adalah vaksinasi, walaupun tidak 100% bisa mencegah dari virus covid-19, vaksinasi dapat melindungi kita dari gejala berat, dan dapat meminimalisir kita terpapar virus varian terbaru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun