Untuk meraih kejayaan; kita tidak sekedar bertindak tapi juga punya mimpi, tidak hanya berencana namun memiliki keyakinan. -Anatole France
Penelitian terkini di dalam dunia kerja menunjukkan bahwa motivasi pegawai tidak hanya berasal dari kompensasi saja seperti yang pernah saya tuliskan disini dan disini.
Memotivasi karyawan bagian apapun; pekerja pelaksana, pegawai bagian back office dan frontliner, bagian administrasi, supervisor, manajer, atau tenaga penjual pada suatu perusahaan membutuhkan lebih dari sekedar remunerasi untuk menciptakan motivasi tinggi.
Imbalan moneter untuk suatu pekerjaan seperti gaji, upah, bonus, komisi penjualan, dan sebagainya memang dibutuhkan untuk dasar motivasi karyawan dan sales person dalam bekerja sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Akan tetapi, ada satu jenis motivasi yang lebih kuat daripada motivasi eksternal berupa bayaran uang. Malah, uang bisa berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik seperti menghambat kreativitas dan mendemotivasi jika pembagiannya tidak dianggap fair atau adil.
Motivasi yang terkuat adalah yang berasal dari dalam diri sang karyawan itu sendiri. Motivasi intrinsik. Tapi untuk memaksimalkan efek dari motivasi intrinsik, kompensasi yang dianggap fair atau adil harus dipenuhi oleh manajemen terlebih dahulu.
Hal ini disebabkan karena manusia memiliki piramida kebutuhan yang biasa disebut Hirarki Maslow dan sudah pernah saya bahas disini.
Motivasi eksternal selain berupa uang bisa juga berupa promosi dan tunjangan jabatan, pengakuan di tempat kerja dan penghargaan dari atasan, pemberian liburan atau cuti, serta beragam insentif positif lainnya.
Perlu diperhatikan juga; insentif negatif seperti pemotongan gaji, denda, penalti, ancaman, dan bentakan hanya memotivasi secara sesaat dan akan merugikan perusahaan dalam jangka panjang dalam bentuk antipati, kebencian, atau bahkan dendam yang terpendam.
Memicu motivasi intrinsik yang mendorong perilaku pekerja secara internal membutuhkan suatu sistem yang tidak sederhana. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling berinteraksi serta mempengaruhi semangat kerja seseorang setiap hari secara kompleks.
Kerumitan dalam menganalisis serta menyesuaikan faktor-faktor yang mendorong motivasi intrinsik ini seringkali menghalangi perusahaan untuk membuat suatu prosedur yang mengadopsi lingkungan kerja yang menstimulasi dorongan-dorongan internal ini.