(100motivasi.wordpress.com)
Pengetahuan tanpa praktek seperti buku yang tak pernah dibaca. -Christopher Crawford
Di dalam suatu organisasi seperti perusahaan, para pemimpin membuat keputusan eksekutif yang menentukan pilihan strategis untuk kemajuan organisasi atau perusahaannya. Dan kemajuan tersebut didapatkan dari eksekusi strategi yang telah ditetapkan.
Sayangnya, banyak detail dari strategi yang menyimpang bahkan hilang pada saat para manajer mendelegasikan eksekusi dari strategi perusahaan kepada para karyawan.
Lalu, bagaimanakan manajemen perusahaan mengimplementasikan strategi ke tahap eksekusi secara tepat?
Sebelumnya, saya telah menuliskan di blog 100motivasi.wordpress.com ini tentang disiplin eksekusi beserta kunci kesuksesan penerapan disiplin ini ke dalam diri karyawan. Silahkan baca disini dan disini. Selanjutnya, saya akan memaparkan cara pemimpin mengaplikasikan strateginya menjadi eksekusi.
Tiga Faktor Eksekusi Strategis
Pertama-tama, para pemimpin harus membentuk komitmen secara bulat dari seluruh karyawan sebagai dasar pelaksanaan strategi atau eksekusi di semua lini pekerja.
Caranya adalah dengan integrasi berbagai fungsi dan divisi di dalam perusahaan untuk menciptakan konsensus, khususnya di antara para pemimpin tim kerja. Afiliasi kepemimpinan antar tim perlu dijaga seperti juga kekompakan di dalam tim itu sendiri.
Hal ini dilakukan dengan merekrut orang-orang yang tepat dan kompeten yang juga bersedia berdisiplin dan mau bekerja sama dengan siapapun baik di dalam maupun di luar departemennya. Pemimpin harus bisa tegas dan keras dengan hanya memilih orang-orang yang kompeten dan berkomitmen.
Komunikasi Strategi
Selanjutnya yang juga vital bagi penerjemahan strategi menjadi eksekusi adalah bagaimana para pemimpin mengkomunikasikan strategi manajemen kepada para karyawannya.
Komunikasi yang baik harus bebas dari keterbatasan, para pemimpin harus memastikan keterlibatan seluruh karyawan dan mengeksplorasi implikasi strategi ke setiap kontribusi dari masing-masing karyawan. Garis besar strategi mesti terbuka untuk diketahui oleh semua karyawan bahkan kepada para pekerja yang perannya non-strategis.
Partisipasi karyawan harus didorong dan dihargai jika ada, dan para manajer harus memotivasi umpan balik sehingga komunikasi berjalan dua arah. Diskusi dan media komunikasi lainnya mesti disediakan dan diaktifkan demi penerjemahan strategi yang efektif.
Penegakkan nilai-nilai budaya organisasi yang jelas harus bisa mengerahkan perilaku karyawan agar produktif. Prinsip kerja seperti mengutamakan prioritas, bersikap proaktif, berani berinisiatif, menegakkan disiplin dan profesionalitas, serta kemandirian adalah beberapa contoh aspek budaya organisasi yang perlu didukung manajemen.
Sistem Penilaian Kinerja
Faktor yang ketiga setelah menetapkan strategi dan membangun tim kerja yang berkomitmen dengan komunikasi yang efektif, selanjutnya sebuah sistem penilaian kinerja perlu diberlakukan secara terfokus.
Pemberian insentif dan penghargaan kepada para karyawan harus diselaraskan dengan implementasi strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Peran individual dari masing-masing pekerja harus memiliki benang merah dengan garis besar strategi organisasi.
Optimalisasi penilaian kinerja dari masing-masing divisi dilakukan dalam konteks tujuan perusahaan secara umum. Sasaran-sasaran tugas dari para karyawan harus berfokus pada kontribusi kepada kesuksesan pelaksanaan strategi perusahaan bukan hanya kepada target per unit kerja atau departemen.
Evaluasi Implementasi Strategi
Akhirnya, strategi yang telah dijalankan dalam bentuk eksekusi mesti diawasi dan dimonitor perkembangannya. Segala masukan atau input dari para karyawan dan lingkungan perlu diperhatikan. Semua perubahan pada pasar dan pesaing juga turut dipantau.
Sejalan dengan waktu, observasi yang menyeluruh dari setiap pelaksanaan strategi bisa diatur agar dapat menyediakan data yang akurat sebagai dasar pemilihan strategi yang berkelanjutan. Pemimpin dapat melihat dari data ini; strategi mana yang berhasil dan mana yang perlu diperbaiki.
Evaluasi dari beragam informasi strategis ini mesti dibuat secara rutin atau berkala untuk memastikan kemajuan perusahaan secara terus-menerus dan berkelanjutan (sustainable!)
Baca juga:
Disiplin Diri untuk Pelaksanaan Strategi
Tension: Kunci Sukses Execution
Motivasi Karyawan dengan Teori Flow
Menanamkan DNA Kepemimpinan Kepada Karyawan
Sumber: http://100motivasi.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H