Mohon tunggu...
REZAWAHYA
REZAWAHYA Mohon Tunggu... PNS -

Penulis dengan multi-interest Ingin berbagi ilmu dan kebahagian kepada orang lain terutama kaum muda

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Buang Sisa Makanan Anda!

7 Juli 2016   09:06 Diperbarui: 7 Juli 2016   10:12 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Libur  lebaran  identik dengan makanan yang  enak  dan  lezat. Ketika ber-anjangsana  ke rumah handai taulan, kita akan disuguhi  dengan beraneka panganan  lezat yang menggiurkan.  Tentu  saja, panganan tersebut sebagian  di masak sendiri oleh  tuan rumah  atau juga sebagian lainnya membeli  sudah  siap makan. Dan ketika selesai  memasak  makanan ataupun  sisa  makanan yang tidak habis dimakan, akan  menumpuk menjadi seonggok  sampah. Lihatlah di tempat penampungan sampah sementara  didekat rumah  kita, pada saat ini sampah sudah menggunung  karena  jumlahnya berlipat  ganda dibandingkan  hari-hari  sebelumnya  dan  bahkkan terlambat diangkut dengan  Baapak Petugas Kebersihan karena masih liburlebaran.

Bicara  sampah padat di wilayah  perkotaan memang  menjadi perdebatan sudah  sejak lama. Kacaunya sistem pengangkutan sampah dari  rumah  penduduk  hingga ke tempat pembuangan akhir, menjadikan sampah sering  menumpuk dan tidak terangkut  di  tempat  penampungan sampah sementara atau perkampungan  penduduk. Yang  menarik adalah sampah-sampah tersebut dibiarkan terbuka dan  tidak  pernah ada penyediaan fasilitas  penampungan yang memadai. Sering kali, di rumah warga yang  tidak ada  tong sampah, sehingga mereka menaruh  begitu  saja sampah  padatnya di pinggir  jalan.

Padahal sampah  bisa  dimanfaatkan  untuk  sesuatu  yang  bernilai seperti kompos  dan  kerajinan tangan  lainnya. Di  mata orang yang  kreatif,  sampah bisa dikelola  untuk tanaman, dan bisa juga  dijadikan bros cantik dari  bungkus sisa detergent.  Kesemuanya itu adalah  bentuk-bentuk  solusi  penguraangan sampah.  

Dibalik  itu  semua sebenarnya  yang  paling  bertangggung jawab dalam pengelolaan sampah dan pengangkutannya ada di pihak penguasa dalam hal ini pemerintah  daerah.  Dan perlu  kita semua sadari bahwa upaya pengelolaan limbah padat ini  perlu juga  didukung oleh masyarakat. Masyarakatlah  yang  sebenarnya memproduksi sampah dalam jumlah massive. Kalaulah  masyarakat  sedikit  saja  mau  mengurangi produksi sampahnya  dan juga  memanfaatkan sampah  yang bisa dikelola  sendiri  di rumah,  maka pekerjaan pemerintah  menjadi berkurang.

Keuntungan  dari pengurangan sampah selain  hal di  atas adalah  menurunkan resiko penyakit  dari  vektor pembawa kuman  dan virus.  Sebut  saja lalat, tikus, dan  kecoa, yang sangat suka tinggal di  tempat  kotor.  Kalaulah masyarakat  menumpuk sampahnya  di median  jalan raya, maka berapa banyak  lalat  akan singgah dan sekaligus  menaruh  telurnya untuk bereproduksi di  tempat  kotor tersebut.  Belumlah  lagi menjadi sarang nyamuk Aedes Agypti, sampah yang  tidak terangkut beberapa  hari  akan memberi peluang  nyamuk tersebut  bertelur  dan  menetas di kubangan air  di  tempat  yang jorok.  Oleh  karena itulah seharusnya  masyarakat berfikir untuk mengurangi produksi  sampah  yang  dihasilkannya dan juga  mendaur ulang  sampahnya.

Kembali ke  suasana  lebaran, ketika  kita bertandang, berapa banyak  kaleng  minuman  yang  dibuang  oleh  kita dan  berapa banyak sisa kue lebaran yang masuk ke tong sampah. Seharusnya, kita pisahkan jenis  kedua  sampah tersebut. Kemudian, olahlah sampah  organik menjadi kompos dan untuk  non-organik bisa kita  kirim ke  bank  sampah guna dimanfaatkan lebih lanjut.

Di kemudian  hari, kita  harus mengurangi sampah kita  dengan  menggunakan barang yang tahan lama  sebagai wadah, tas ataupun tempat  penampungan. Kurangi pemakaian  kantong  plastik, wadah yang  sekali pakai (PVC, stainless, ataupun campurannya), kertas  karton  (kardus). Kesemuanya itu  akan mengakibatkan  penumpukan  sampah  di  TPA dan  pada akhirnya menimbulkan penyakit. 

Dengan cara  begitu  kita  akan menciptakan suasana perkotaan yang nyaman untuk tempat tinggal dan juga  sehat karena  tidak  banyak sampah  yang mengotori ataupun menjadikan lingkungan  kita bebas dari banjir.

Salamat Berlebaran

Palembang, 7 Juli  2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun