Mohon tunggu...
Reza Syafriharinata
Reza Syafriharinata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Bermain badminton,tenis meja, voly ball ,basket

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayam Lado Hijau koto Gadang

29 November 2024   19:31 Diperbarui: 29 November 2024   19:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kembali ke desa, kegembiraan dan rasa syukur mengisi udara. Acara perayaan digelar di balai desa, di mana warga berkumpul untuk merayakan keberhasilan mereka. Romi berdiri di tengah kerumunan, merasa bangga dan bahagia. Ia tahu bahwa semua usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia.

Setelah festival, Ayam Lado Hijau mulai dikenal luas. Banyak orang datang ke Koto Gadang untuk mencicipi masakan ini. Romi dan warga desa mulai mendapatkan keuntungan dari budidaya ayam, dan mereka sepakat untuk menggunakan keuntungan tersebut untuk mengembangkan infrastruktur desa dan pendidikan anak-anak.

Namun, kesuksesan tidak datang tanpa tantangan. Beberapa peternak ayam lain di daerah itu merasa terancam dan mulai menyebarkan rumor buruk tentang Ayam Lado Hijau. Mereka mengklaim bahwa ayam ini tidak sehat dan sulit dipelihara. Meskipun demikian, Andi tidak gentar. Ia berusaha untuk menjelaskan bahwa budidaya ayam yang baik membutuhkan perhatian dan dedikasi.

Suatu malam, Romi diundang untuk memberikan presentasi di sebuah acara di kota. Ia mengambil kesempatan ini untuk berbagi kisah suksesnya dan memperlihatkan keunikan Ayam Lado Hijau. Dengan penuh percaya diri, Romi menyampaikan betapa pentingnya pelestarian budaya dan dukungan komunitas dalam mengembangkan usaha ini.

Kepiawaian Romi dalam berbicara dan membagikan pengalaman membuat banyak orang terinspirasi. Mereka mulai melihat potensi Ayam Lado Hijau bukan hanya sebagai komoditas, tetapi juga sebagai simbol identitas Koto Gadang. Seiring berjalannya waktu, Ayam Lado Hijau menjadi salah satu kuliner yang paling dicari di kota-kota besar.

Dengan dukungan yang terus mengalir dari masyarakat, Romi memutuskan untuk memperluas budidaya dan mengajak lebih banyak warga untuk terlibat. Ia mengadakan pelatihan tentang cara merawat ayam dan membuat sambal lado hijau yang lezat. Koto Gadang semakin dikenal sebagai desa yang kaya akan tradisi dan inovasi.

Seiring waktu, desa ini bertransformasi. Tidak hanya perekonomian yang meningkat, tetapi juga solidaritas antarwarga semakin kuat. Mereka saling mendukung dalam setiap usaha, dan kisah sukses Ayam Lado Hijau menjadi legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi.

Romi, yang dulunya seorang pemuda biasa, kini menjadi sosok yang dihormati di desanya. Ia tidak hanya berhasil mengangkat nama Koto Gadang, tetapi juga mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kerja keras dalam meraih impian.

Di suatu sore, Romi duduk di teras rumahnya, melihat anak-anak bermain dan wanita-wanita desa memasak sambal lado hijau. Ia tersenyum, merasa bersyukur atas semua yang telah dicapai. Ayam Lado Hijau bukan hanya sekadar ayam; ia adalah simbol harapan dan kebangkitan desa, sebuah cerita tentang bagaimana satu langkah kecil dapat mengubah segalanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun