Mohon tunggu...
Reza Saputra
Reza Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi! My name is Reza Saputra, you can call me Reza. Currently, I am an undergraduate Economics student at Universitas Airlangga. I also study more about of Business Development and Marketing by participating in Courses, and some Organizational Activities.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Produksi Nikel Indonesia Oversupply

5 Juni 2024   13:28 Diperbarui: 5 Juni 2024   13:46 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pada awal tahun 2020 pemerintah Indonesia kembali melarang ekspor bijih nikel. Dengan tujuan meningkatkan nilai tambah nikel melalui hilirisasi. Apalagi tren penggunaan kendaraan listrik semakin meningkat di dunia, dimana nikel adalah bahan baku penting untuk memproduksi baterai.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) , sepanjang 2022 Indonesia melakukan ekspor nikel sebanyak 777,4 ribu ton, meningkat 367% dibanding setahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Nilai total ekspor nikel Indonesia pada 2022 juga melonjak 369% (yoy) menjadi USD 5,97 miliar. Angka-angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam sedekade terakhir.

Hal ini tentunya akan menyebabkan oversupply terhadap nikel dan berakibat turunnya harga nikel dunia. Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Sekum APNI), Meidy Katrin Lengkey, mengungkapkan, penurunan harga nikel dunia sepanjang 2023 – 2024 disebabkan oversupply nikel Indonesia yang mengakibatkan penutupan sementara beberapa tambang di luar negeri.

Statement tersebut disampaikannya dalam bincang pagi di MetroTV di Zona Bisnis yang bertema “Peluang Dan Tantangan Industri Nikel 2024” bahwa harga nikel saat ini terus menurun bahkan terjun bebas sepanjang 2023 hingga awal 2024 dan sempat menyentuh level terendah sejak April 2022.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Muhaimin saat debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). "Yang paling parah nikel kita berlebih produknya. Sehingga, bukan harga tawar kita menaik, malah kemudian kita menjadi korban dari policy (aturan) kita sendiri," kata Muhaimin.

Menurut laporan Indonesia Business Post, pada November 2023, harga nikel anjlok sekitar 50 persen dari harga tertingginya pada Januari 2023. Alasan utama penurunan ini disebabkan oleh kelebihan pasokan nikel yang disebabkan oleh investasi besar pada kapasitas pengilangan Indonesia selama tiga hingga empat tahun terakhir.

Para ahli menyarankan perubahan kebijakan di Indonesia untuk mengatasi kekurangan pasokan. Ini termasuk menunda perizinan penambangan baru, memberikan prioritas lebih besar kepada investasi perusahaan pertambangan baterai, dan membatasi akses cadangan bagi perusahaan baja tahan karat.

Meskipun ada kekhawatiran, permintaan nikel dalam jangka panjang di pasar kendaraan listrik diperkirakan akan meningkat, dan produsen terkemuka akan menyesuaikan produksinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun