Mohon tunggu...
Reza Rahmatullah
Reza Rahmatullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Book and movie enthusiasts

Membagikan sebagian yang pernah saya lihat, tonton, dengar, atau rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Bukit Barisan ke Pulau Samosir: Menjelajah Danau Toba (Bagian 1)

10 Desember 2024   18:40 Diperbarui: 10 Desember 2024   23:14 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pemandangan danau Toba dari bukit Holbung. Sumber: Dokumentasi pribadi

Kalimat "Indonesia adalah negeri yang kaya" sering kita dengar saat membicarakan Tanah Air tercinta ini. Jika mengacu pada kekayaan ekonomis, mungkin Indonesia belum masuk dalam daftar negara terkaya di dunia. 

Namun, ketika berbicara tentang kekayaan budaya dan alam, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Indonesia benar-benar kaya.

Kekayaan inilah yang membuat saya sangat senang berjalan, berpetualang, dan merasakan langsung keindahan yang dimiliki Indonesia. 

Baru-baru ini, saya mengunjungi salah satu daerah di Sumatera bagian utara: sebuah danau besar yang di tengahnya terdapat Pulau Samosir.

Ya, tempat yang saya maksud adalah Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia sekaligus danau terbesar di Asia Tenggara. Danau ini sudah sangat terkenal, apalagi baru-baru ini ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. 

Pengakuan ini tentu bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya, geologi, dan ekosistem yang dimilikinya.

Hal lain yang menarik perhatian saya adalah perbedaan budaya yang dimiliki warga sekitaran danau Toba ini, tepatnya suku Batak. Mulai dari perbedaan bahasa, makanan, juga agama yang berbeda dengan sebagian besar masyarakat di sumatera. 

Sebab pada dasarnya suku batak merupakan bagian dari proto melayu atau melayu tua dan penutur bahasa Austronesia, sama seperti bangsa melayu lainnya.

Mungkin ini ada kaitannya dengan daerah perbukitan yang mengelilingi daerah Toba, yang membuat mereka sedikit terisolasi dari daerah lainnya. Memang pada saat saya ke sana dari kota Padang, jalan yang saya lewati penuh lika-liku. Namun, juga sangat indah karena panorama oleh bukit barisan.

Hal paling menonjol adalah perbedaan agama, di mana mayoritas masyarakat Batak beragama Kristen. Di sana memang ada banyak sekali gereja, belum lagi berbagai macam bentuk makam yang terdapat tanda salib di atasnya. Akhirnya saya menjadi minoritas di tanah melayu ini haha.

Sebab itu masyarakat batak lebih beragam soal opsi makanan, di sana saya banyak menemui warung makan dengan menu utama babi atau anjing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun